BAITULLAH.CO.ID – Pada musim haji tahun 1445 H/2024 M, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) telah menyiapkan 62,3 ton obat untuk para jemaah haji selama di Tanah Suci. Langkah ini merupakan bagian dari upaya maksimal untuk memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi jemaah haji.
Baca Juga:
Wafat Tak Meninggalkan Harta, Abu Bakar As-Siddiq Sahabat Rasulullah SAW
Kepala Pusat Haji Kemenkes RI, Liliek Marhaendro Susilo, menjelaskan bahwa proses pengadaan sebagian obat dan perbekalan kesehatan (perbekkes) lainnya dilakukan di Indonesia dan kemudian dikirim ke Arab Saudi. Sementara itu, sebagian lainnya diadakan langsung di Arab Saudi.
"Obat-obatan ini didistribusikan ke wilayah kerja Makkah dan Madinah dengan proporsi 80% untuk Makkah dan 20% untuk Madinah," ujar Liliek Marhaendro Susilo pada Kamis (11/7/2024).
Pembagian proporsi obat tersebut didasarkan pada perkiraan durasi jemaah haji berada di setiap wilayah. Selama total 40 hari perjalanan di Arab Saudi, jemaah haji Indonesia diperkirakan menghabiskan sekitar 8-9 hari di Madinah, yang mencakup sekitar 20 persen dari total waktu. Sementara itu, di Makkah, jemaah tinggal lebih lama, yaitu sekitar 31-32 hari.
"Pembagian proporsi obat ini didasarkan pada perkiraan lama waktu jemaah haji berada di setiap wilayah," tambah Liliek.
Fokus Distribusi dan Pengadaan Obat
- Distribusi Berdasarkan Durasi Tinggal: Obat-obatan didistribusikan dengan proporsi 80% untuk Makkah dan 20% untuk Madinah, berdasarkan perkiraan lama waktu jemaah di setiap wilayah.
- Proses Pengadaan Obat: Sebagian obat dan perbekkes diadakan di Indonesia dan dikirim ke Arab Saudi, sementara sebagian lainnya diadakan langsung di Arab Saudi.
- Kebutuhan Pelayanan Kesehatan: Penyediaan obat ini sebagai upaya maksimal untuk pelayanan kesehatan jemaah haji selama berada di Tanah Suci.
Baca Juga:
Awal Musim Umrah 1446 H, Saudi Luncurkan Robot AI
Dengan persiapan ini, diharapkan kesehatan jemaah haji dapat terjaga dengan baik selama menjalankan ibadah haji di Arab Saudi.
