Asma Tanjung binti Muhammad Khatib Sulaiman (Foto, Dok Kemenag)

BAITULLAH.CO.ID - Naik haji adalah impian banyak umat Islam. Tapi bagi sebagian orang, mimpi itu terasa jauh karena kondisi ekonomi. Seperti yang dirasakan Asma Tanjung, seorang pedagang sate dari Panyabungan, Mandailing Natal, Sumatera Utara. Dilansir dari Detikhimah, Sejak tahun 1970, Asma menjalani hidupnya sebagai pedagang sate. Ia ingin berangkat haji bersama suaminya. Namun karena kebutuhan hidup sehari-hari, keinginan itu sulit terwujud.

Baca Juga: Kenapa Jamaah Haji Melempar Jumrah? Ini Kisah Aslinya dari Nabi Ibrahim

Meski hidup pas-pasan, Asma tak pernah menyerah. Ia tetap menyisihkan sebagian penghasilannya sedikit demi sedikit. Setiap tusuk sate yang terjual, sebagian ia niatkan untuk tabungan haji. Perjalanan itu penuh tantangan. Kebutuhan rumah tangga terus datang silih berganti. Namun semangatnya untuk melihat Ka’bah tak pernah padam. Ia tetap yakin, suatu saat Allah akan mengundangnya ke Tanah Suci.

Suaminya meninggal dunia pada tahun 2009. Tiga tahun setelahnya, tepatnya tahun 2012, Asma baru bisa mendaftar tabungan haji pertamanya. Butuh waktu 32 tahun hingga bisa memulai langkah pertama itu. Kini, di usianya yang ke-78 tahun, impian itu menjadi nyata. Setelah 55 tahun menabung, Asma akhirnya berangkat haji pada tahun 2025. Ia tergabung dalam kloter 05 Embarkasi Medan dan dijadwalkan berangkat pada 5 Mei 2025.

Ia berangkat bersama jemaah lain dari Masjid Agung Nur Ala Nur Aek Godang, Desa Parbangunan, Kecamatan Panyabungan. Dengan penuh syukur, Asma akhirnya menapakkan kaki menuju Tanah Suci.

Kisah ini menjadi pengingat bahwa mimpi besar tak mengenal batas usia. Dengan niat, kesabaran, dan ketekunan, apa yang dulu terasa jauh bisa menjadi kenyataan. Allah selalu melihat usaha hamba-Nya, sekecil apa pun itu.