BAITULLAH.CO.ID – Kisah ini dimulai dengan penampilan pertama Nabi Yusuf di cerita. Ia tumbuh menjadi pemuda yang tampan dan bijaksana, serta memiliki mimpi-mimpi yang penuh dengan tanda-tanda ilahi. Yakub, ayah Yusuf, sangat mencintainya dan memberikan perhatian khusus. Namun, cinta dan perhatian ini membuat saudara-saudaranya cemburu dan iri terhadapnya. Mereka merencanakan agar Yusuf dijauhkan dari ayahnya dengan membuangnya ke dalam sumur.
Baca Juga: Berikut Hal yang Membatalkan Puasa Ramadhan, Kamu Wajib Tahu!
Namun, bukan takdir itu yang menanti Nabi Yusuf. Ia kemudian diambil dari sumur oleh pedagang dan dijual sebagai budak di pasar Mesir. Di sana, ia menjadi hamba bagi seorang pejabat istana, Potifar. Kecerdasan dan kecantikannya membuatnya mendapatkan perhatian Potifar, namun Yusuf tetap setia pada agama dan prinsip-prinsipnya.
Persoalan berikutnya muncul ketika Zulaikha, istri Potifar, jatuh cinta kepada Yusuf. Ketampanan dan kebijaksanaan Yusuf membuat hati Zulaikha terguncang. Ia tergoda oleh hasrat yang dilarang dan memutuskan untuk mengungkapkan perasaannya kepada Yusuf. Meskipun Yusuf tahu bahwa Zulaikha adalah istri majikannya, ia menolak tawaran Zulaikha dan tetap setia pada agama serta prinsipnya.
Namun, Zulaikha tidak bisa menerima penolakan ini. Ia merasa terhina dan merencanakan untuk menjebak Yusuf. Suatu hari, Zulaikha mengundang beberapa perempuan untuk melihat betapa tampannya Yusuf. Ia memberi pisau kepada setiap perempuan dan meminta mereka memotong buah saat ia memanggil Yusuf. Saat mereka melihat Yusuf, ketampanannya membuat mereka terpukau hingga tak sengaja memotong tangan mereka sendiri.
Zulaikha kemudian menggunakan insiden ini sebagai kesempatan untuk mencemarkan nama baik Yusuf. Ia menuduh Yusuf mencoba menggoda mereka dan mengumumkan di hadapan orang banyak bahwa Yusuf perlu dihukum. Potifar yang mempercayai Yusuf, tetapi juga takut akan reaksi orang-orang, akhirnya menghukumnya dengan penjara.
Dalam penjara, Yusuf tetap teguh pada keimanan dan kesucian hatinya. Ia menggunakan kemampuannya dalam menafsirkan mimpi untuk membantu sesama tahanan dan memperoleh penghargaan dari penjaga penjara. Dalam penjara pula, ia bertemu dengan dua tahanan lain yang bermimpi dan meminta tafsir. Salah satunya adalah pelayan raja yang dipenjara karena tuduhan mencoba meracuninya. Yusuf memberi tafsir bahwa pelayan raja akan dibebaskan dan kembali melayani raja, sementara tahanan yang lain akan dihukum mati.
Tafsir Yusuf terbukti benar ketika pelayan raja dibebaskan dan kembali melayani raja. Namun, ia lupa untuk berbicara kepada raja tentang Yusuf. Baru setelah beberapa waktu berlalu, raja bermimpi tentang tujuh ekor sapi yang gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi yang kurus, serta tujuh bulir gandum yang subur dimakan oleh tujuh bulir gandum yang kering. Tidak ada yang bisa memberikan tafsir yang tepat kecuali pelayan yang pernah dipenjara bersama Yusuf. Ia menceritakan tentang Yusuf yang memiliki kemampuan luar biasa dalam menafsirkan mimpi.
Raja segera memanggil Yusuf dari penjara. Yusuf memberikan tafsir bahwa akan ada tujuh tahun kelimpahan diikuti oleh tujuh tahun kelaparan yang parah. Raja sangat terkesan oleh kebijaksanaan dan pengetahuan Yusuf, sehingga ia mengangkatnya menjadi penasehat di istananya. Yusuf diberi tanggung jawab untuk mengumpulkan makanan selama tahun-tahun kelimpahan untuk menyelamatkan rakyat dari tahun-tahun kelaparan yang akan datang.
Ketika kelaparan tiba, berita tentang penyimpanan makanan yang cukup mengalir ke seluruh penjuru negeri, termasuk daerah asal Yusuf. Ayah dan saudara-saudara Yusuf datang ke Mesir dalam pencarian makanan. Yusuf mengenali mereka segera, namun mereka tidak mengenali Yusuf yang sudah berubah menjadi seorang pejabat tinggi di istana.
Baca Juga: Kisah Nabi Yusuf As, Memiliki Wajah Tampan yang Memukau Kaum Hawa
Yusuf menguji mereka dengan berbagai cara, termasuk menyembunyikan barang-barang berharga dalam karung mereka dan meminta mereka membawa adiknya, Benjamin, sebagai bukti bahwa mereka berkata benar. Setelah serangkaian peristiwa dan ujian, akhirnya Yusuf mengungkapkan identitasnya kepada keluarganya. Mereka merasa bersalah atas perlakuan mereka kepada Yusuf dahulu, dan Yusuf memaafkan mereka dengan tulus.