Menjelang kelahiran Isa bin Maryam, Allah mengutus Nabi Zakaria sebagai nabi bagi Bani Israil. Beliau mengajak Bani Israil untuk taat kepada Allah. Beliau mengingatkan mereka terhadap azab Allah di saat kejahatan dan kemungkaran merajalela.
Bani Israil merupakan kaum yang sangat sulit untuk diajak bertobat. Berkali-kali Allah mengutus seorang nabi untuk mengingatkan mereka, tetapi lagi-lagi mereka berpaling dari Allah dan kembali menyembah berhala.
Meskipun Bani Israil selalu mendustakan ajaran yang dibawanya, Nabi Zakaria tetap melanjutkan dakwahnya. Ia melakukannya seorang diri hingga usianya tua. Setiap kali merasakan kesedihan akibat penolakan dari Bani Israil, Nabi Zakaria selalu mengadukannya kepada Allah.
Nabi Zakaria sering beribadah di Baitul Maqdis. Di sana Nabi Zakaria dan istrinya mengasuh Maryam, ibu Nabi Isa. Di bawah asuhan nabi Zakaria, Maryam tumbuh menjadi perempuan yang salihah dan rajin beribadah. Ia bahkan tinggal dan beribadah di Baitul Maqdis.
Saat Maryam lahir, sang ibu bernazar akan memberikan anaknya untuk diasuh oleh orang saleh. Maryam lahir dalam kondisi yatim, ayahnya meninggal saat Maryam dalam kandungan ibunya. Pada saat itulah Ibunya lalu menyerahkan Maryam kepada Nabi Zakaria dan istrinya.
Kisah Nabi Zakaria meminta keturunan
Ketika usianya semakin tua, Nabi Zakaria begitu mendambakan seorang anak. Tanpa berputus asa, ia memanjatkan doa dan permohonan kepada Allah siang dan malam hari. Ia berdoa agar dikaruniai seorang putra yang dapat meneruskan tugasnya berdakwah.
Nabi Zakaria terus berdoa memohon keturunan. Ia khawatir jika tidak memiliki keturunan yang akan meneruskan tugasnya berdakwah, Bani Israil akan kembali hidup dalam gelimang dosa.
Allah kemudian berfirman “Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan seorang anak yang bernama Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang serupa dengan dia.”
Namun, Nabi Zakaria merasa ragu dengan apa yang didengarnya. Ia pun berkata “Ya Tuhanku, bagaimana aku akan memperoleh anak, sedangkan istriku adalah seorang perempuan yang mandul dan aku sendiri sudah lanjut usianya.”
Allah menjawab dengan firman-Nya “Demikian itu adalah suatu hal yang mudah bagi-Ku. Tidakkan Aku telah ciptakan engkau, padahal engkau di waktu itu belum ada sama sekali?”
Nabi Zakaria berkata “Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda bahwa istriku telah mengandung.”
Allah lantas kembali berfirman “Tandanya adalah engkau tidak dapat berbicara dengan manusia selama tiga hari berturut-turut kecuali dengan isyarat. Sebutlah nama-Ku sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari.”
Tidak berapa lama kemudian, tiba-tiba saja Nabi Zakaria tidak bisa mengeluarkan suara sedikit pun dari mulutnya. Ia hanya bisa menggunakan isyarat ketika berbicara dengan orang lain. Tentu saja hal ini membuat Nabi Zakaria senang karena itu tanda sebentar lagi ia akan dikaruniai seorang anak.
Istri Nabi Zakaria kemudian mengandung. Setelah sembilan bulan, akhirnya istri Nabi Zakaria melahirkan seorang bayi laki-laki. Bayi tersebut diberi nama Yahya. Setelah dewasa, Yahya sering mengikuti ayahnya berdakwah. Sampai akhirnya, Yahya diangkat menjadi nabi oleh Allah.
Baca Juga:
Kisah Nabi Yunus: Mukjizat dalam Perut Paus