BAITULLAH.CO.ID – Para jemaah lansia dan penyandang disabilitas dari Indonesia disarankan untuk menggunakan kursi roda saat melaksanakan ibadah di Masjidil Haram, Makkah. Pastikan untuk memilih pendorong kursi roda dan skuter resmi yang dapat dikenali dari ciri-ciri berikut.
Baca Juga:
Doa Menaiki Pesawat Terbang untuk Jemaah Haji
Menurut Anggota Tim Media Center Kementerian Agama (Kemenag) Widi Dwinanda, petugas resmi pendorong kursi roda di Masjidil Haram dapat diidentifikasi dengan mengenakan rompi khusus petugas pendorong kursi roda. Rompi ini memiliki warna abu-abu dan hijau lumut untuk shift pagi, atau cokelat untuk shift malam, dilengkapi dengan nomor punggung dan nomor dada.
Pengelola Masjidil Haram telah menetapkan tarif jasa pendorong kursi roda dan skuter, yang pembayarannya dilakukan setelah jemaah menyelesaikan ibadahnya.
Berikut adalah rincian tarifnya:
Pra puncak haji: paket tawaf dan sa'i seharga SAR 250 (Rp 1.069.658)
Pasca puncak haji: Paket tawaf dan sa'i dengan tarif antara SAR 500 hingga 600 (Rp 2.139.264 - Rp 2.567.117)
Pengelola Masjidil Haram telah menyediakan jalur khusus bagi jemaah yang akan melakukan Tawaf dan Sa'i menggunakan jasa pendorong kursi roda, serta jalur khusus bagi skuter. Petugas haji yang melayani lansia juga akan memberikan kartu kendali untuk membantu jemaah dalam menyewa kursi roda di terminal Syib Amir dan terminal Ajyad.
Widi Dwinanda menegaskan pentingnya untuk mengabaikan tawaran jasa kursi roda dari pihak yang bukan petugas resmi dan tidak menggunakan tarif yang telah ditetapkan oleh pengelola masjid. Ini sebagai bagian dari upaya perlindungan petugas dan jemaah.
PPIH Arab Saudi juga mengimbau jemaah yang akan menjalankan umroh wajib untuk tetap membawa tas kecil yang berisi dokumen penting, serta membawa kantong sandal selama ibadah umroh. Pastikan juga untuk selalu menggunakan gelang identitas dan smart card yang diberikan oleh petugas, serta tetap berkelompok untuk menghindari kemungkinan tersesat.
Baca Juga:
Menjalankan Ibadah di Tanah Suci dengan Aman dan Nyaman
Widi Dwinanda menambahkan bahwa jemaah tidak perlu ragu untuk meminta bantuan petugas haji jika mengalami kesulitan. Petugas yang mudah dikenali dengan seragamnya telah ditempatkan di terminal, area sekitar, dan di dalam masjid, siap memberikan bantuan dan pelayanan selama 24 jam selama ibadah di Masjidil Haram.