BAITULLAH.CO.ID – Muadz bin Jabal adalah seorang sahabat Nabi yang dikenal dengan kecerdasan, ketakwaan, dan ilmunya yang mendalam. Lahir dari kalangan Anshar, ia tumbuh sebagai pemuda yang cerdas dan penuh semangat dalam mencari kebenaran. Ketika Islam datang ke Madinah, Muadz menjadi salah satu orang pertama yang menerima ajaran ini dengan penuh keyakinan. Keinginan kuatnya untuk selalu dekat dengan Rasulullah membuatnya menimba ilmu langsung dari beliau, menjadikannya ahli dalam Al-Qur'an dan sunnah.
Baca Juga:
5 Langkah Agar Rezeki Berkah dan Melimpah, Yuk Praktikan!
Di antara para sahabat, Muadz memiliki kedekatan yang istimewa dengan Nabi Muhammad. Beliau pernah bersabda bahwa Muadz adalah pemimpin para ulama di surga. Ini bukan gelar sembarangan; Rasulullah memberikan gelar tersebut karena ketinggian ilmu dan akhlak Muadz. Ia memahami ayat-ayat Al-Qur'an dengan mendalam, tidak hanya dari sisi bacaan tetapi juga makna dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Banyak sahabat lain yang berguru kepada Muadz, belajar ilmu agama darinya, bahkan ketika Nabi masih hidup.
Saat Nabi mengutusnya ke Yaman untuk menjadi qadhi (hakim) dan pengajar, Muadz merasa rendah hati namun penuh keyakinan. Nabi memberikan pesan yang sangat berkesan kepadanya, "Bagaimana jika engkau menemui persoalan yang tidak ada dalam Al-Qur'an atau sunnahku?" Muadz menjawab dengan bijak bahwa ia akan menggunakan ijtihadnya, berpikir dan memutuskan berdasarkan ilmunya yang mendalam dan pemahaman terhadap ajaran Islam.
Jawaban ini membuat Rasulullah tersenyum, bangga dengan sahabatnya yang bijaksana.
Kisah Muadz juga menggambarkan betapa ia tidak hanya berhenti pada ilmu, tetapi juga menghidupkan ilmu tersebut dalam keseharian. Ia dikenal sebagai sosok yang penuh kasih, bijaksana, dan selalu mementingkan kebahagiaan serta kebaikan orang lain. Banyak orang yang merasakan kebaikannya, dan meskipun ia adalah seorang ulama besar, ia tidak pernah merasa tinggi hati. Ia selalu mendekatkan diri kepada Allah, berusaha menjalani hidup sesuai ajaran Islam dengan penuh keikhlasan.
Baca Juga:
Kisah Sahabat Rasul, Si Burung Surga Ja’far bin Abu Thalib
Hingga akhir hidupnya, Muadz tetap teguh dalam keimanannya. Saat ia wafat, banyak yang merasa kehilangan seorang sosok yang penuh ilmu dan ketakwaan. Namun, gelar sebagai "pemimpin para ulama di surga" adalah bentuk penghormatan tertinggi yang diberikan kepadanya. Hal ini menjadi inspirasi bagi umat Islam untuk meneladani sifat dan perjuangannya.