Kisah Pendeta yang Memeluk Islam Setelah Membaca Kitab Taurat tentang Nabi Muhammad
11 September 2024
BAITULLAH.CO.ID – Rasa bencinya kepada Rasulullah SAW, seorang pendeta merobek setiap lembar Kitab Taurat lalu membakarnya. Pendekta itu selalu menemukan keterangan di dalam Taurat yang menjelaskan bagaimana ciri, sifat, dan keagungan Rasulullah SAW.

Baca Juga: Zikir dan Doa Setelah Salat 5 Waktu, Yuk Amalkan

Ia pun mulai berfikir dan berkata, “Jika aku terus merobek Kitab Taurat ini, seluruh Taurat nanti akan menjadi sifat baginya. Siapakah Muhammad ini?” Pendeta itu penasaran dan ingin segera bertemu dengan Rasulullah SAW.

Akhirnya pendeta itu memutuskan untuk berangkat dari tempatnya negeri Syam menuju Madinah Al Munawwarah. Sesampainya di pintu gerbang kota Madinah, ia menjumpai seorang lelaki tampan, berkulit putih, tinggi, dan berpakaian serba putih.

Pendeta itu beranggapan bahwa lelaki di hadapannya itu adalah Rasulullah SAW, padahal dia adalah Salman al-Farisi. “Assalamualaikum ya Muhammad” Ujarnya kepada lelaki itu. Lelaki itupun menangis tersedu-sedu usai mendengar salam dari Pendeta itu.

Tentu saja pendeta itu merasa aneh dan heran, Salman pun mendekatinya seraya berkata, “Engkau dari mana?” “Aku dari tempat yang jauh, Syam, ingin bertemu Muhammad,” Jawab pendeta itu. Salman hanya berkata, “Mari aku antarkan!”

Keduanya lalu menuju Masjid Nabawi, Pendeta itu sadar bahwa lelaki yang di hadapannya ini bukan orang yang ditujunya. Rasulullah SAW, ketika sampai di pintu Masjid Nabawi, sebelum masuk pendeta itu kembali mengucapkan salam, “Assalamualaikum ya Muhammad.” Seketika semua para sahabat yang berada di Masjid Nabawi menangis tersedu-sedu begitu mendengar salam pendeta itu. “Ini sungguh aneh.” Ujar si pendeta dalam hati. “Siapakah engkau ini?” Tanya para sahabat.

“Engkau telah memperbarui luka kami, Apakah Engkau orang asing? Apakah Engaku tidak tahu bahwa Rasulullah SAW telah wafat semenjak seminggu yang lalu?” Mendengar ucapan para sahabat, pendeta itu merasa sedih dan sia-sia datang.

Ketika suasana seperti itu, datanglah Ali bin Abi Thalib menghampiri pendeta itu, “Engkau dari mana?” Tanya Ali “Aku dari tempat yang jauh, Syam.” Jawabnya.

Ali bertanya, “Ada keperluan apa engkau datang ke sini?”

Pendeta itu menjawab, “Aku ingin bertemu dengan Muhammad.”

Ali berkata,”Terlambat, seminggu yang lalu Beliau Rasulullah SAW wafat.” Kemudian pendeta itu bertanya “Lalu siapakah Engkau?” Ali menjawab “Namaku Ali bin Abi Thalib.” Pendeta itu menukas, “Aku juga menemukan namamu ada di dalam Kitab Taurat.”

Kemudian pendeta itu bertanya,”Bagaimana ciri dan sifat-sifat Muhammad?” Setelah Ali mengatakan semua ciri dan sifat-sifat Rasulullah SAW, pendeta itu berkata, “Engkay benar, Wahai Ali seperti itulah sifat Muhammad di dalam Taurat. Apakah ada baju Beliau yang masih tertinggal agar aku bisa menciumnya.”

Ali berkata, “Ya, masih ada, wahai Salman pergilah engkau kerumah Fatimah dan berkata kepadanya, kirimkan kepadaku jubah Baginda Rasulullah SAW.” Salman kemudian mengetuk pintu rumah Fatimah, dia berkata, “Wahai pintu perhiasan para Nabi,” Ketika itu Hasan dan Husain sedang menangis.

Fatimah Az-Zahra bertanya, “Siapa yang mengetuk pintunya anak yatim?” “Aku Salman.” Dia lalu menceritakan sesuai perkataan Ali. Usai mendengar cerita Salam, Fatimah menangis lalu berkata, “Siapakah yang akan memakau jubah Ayahku?”

Salman lalu menceritakan tentang Pendeta Yahudi itu kepda Fatimah, akhirnya Fatimah Az-Zahra mengeluarkan jubah baginda Rasulullah SAW yang telah dijahit sebanyak 7 (tujuh) tempat yang kain tipis. Salman lalu mengambil jubah itu dan menciumnya, para sahabat lalu mengikutinya. 

Pendeta itu kemudian mengyambil serta menciumnya, ia berkata ‘Betapa harumnya jubah ini.” ia terus menciunya seraya berkata, “Teryata benar Dialah utusan Allah, beginilah bau harum Nabi Muhammad seperti yang disampaikan dalam Kitab Taurat.” Ketika jubah itu dihampar.

Ia melihat ada tujuh jahitan padanya, ternyata jumlah itu sesuai dengan keterangan dalam Kitab Taurat, akhirnya pendeta itu menyakini kebesaran Nabi Muhammad dan mengakui bahwa Dialah utusan Allah. Pendeta itu akhirnya mantap ingin masuk Islam, dia berkata kepada Ali, “Wahai Ali, bagaimana cara agar aku bisa masuk Islam?”

Ali menjawab, “Katakanlah Asyhadu an laa ilaha illallah, wa asyhadu anna muhammadar Rasulullah.”

Pendeta itu mengikuti ucapan Ali, diapun akhirnya menjadi seorang Muslim. “Wahai Ali, aku ingin berziarah ke makam Rasulullah SAW.” Ujarnya

Ali bin Abi Thalib lalu menyuruh Salman mengantarkannya ke makam Rasulullah SAW sesampainya di makam, Pendeta itu mengangkat kedua tangannya seraya berkata, “Ya Allah, aku ingin bertemu Nabi Muhammad, tetapi kini sudah terlambat, aku ingin agar Engkau mempertemukanku dengan Beliau di alam Baezakh, oleh karena itu, mohon wafatkanlah aku Ya Allah.”

Pendeta itu tiba-tiba terjatuh dan wafat dalam keadaan Khusnul Katimah. Sebelumnya, ia mendapat hidayah dari Allah SAW, berkat membaca penjelasan tentang baginda Rasulullah SAW yang tertulis di dalam Kitab Taurat.

Baca Juga: Kematian Paling Sadis dalam Islam, Kisah Wafatnya Sayyidina Ali sampai Malaikat Jibril Teriak
Sumber