Puasa Tarwiyah
Puasa Tarwiyah jatuh pada tanggal 8 Dzulhijjah, satu hari sebelum ibadah haji dimulai. Namanya diambil dari kata "tarwiyah" yang berarti minum, karena pada zaman Rasulullah SAW, pada hari ini jemaah haji dulu biasa menyiapkan air minum yang cukup untuk persiapan ibadah haji di Mina.
Salah satu hadits yang menjelaskan tentang puasa Tarwiyah adalah sebagai berikut:
"Dari Ibn Umar radhiyallahu 'anhuma bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Puasalah pada hari Tarwiyah, sebab itu adalah sunnah para nabi. Dan barangsiapa yang tidak berpuasa pada hari itu maka hendaklah dia berbuka, karena itu lebih menyehatkan baginya.'" (HR. Tirmidzi)
Dalam Al-Quran, tidak ada ayat yang secara khusus menyebutkan tentang puasa Tarwiyah. Namun, puasa ini disunnahkan berdasarkan hadits dan praktik Rasulullah SAW.
Hari Arafah
Hari Arafah jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah, merupakan hari puncak dari ibadah haji. Di hari ini, jemaah haji berkumpul di Padang Arafah untuk melakukan ibadah wukuf. Hari ini dianggap sebagai salah satu hari terbaik dalam Islam.
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran, Surah Al-Baqarah (2:197):
"Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah." (QS. Al-Baqarah: 197)
Salah satu hadits yang menjelaskan pentingnya hari Arafah adalah sebagai berikut:
Dari kedua kutipan di atas, terlihat jelas bahwa puasa pada hari Arafah memiliki keutamaan yang besar dalam Islam. Ini adalah kesempatan bagi umat Islam untuk mendapatkan pengampunan dan memperoleh keberkahan dari Allah SWT.
Puasa Tarwiyah dan Hari Arafah adalah dua ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam, terutama bagi mereka yang tidak sedang menjalani ibadah haji.
Melalui hadits-hadits dan ajaran Al-Quran, kita diberi petunjuk yang jelas tentang pentingnya merayakan kedua hari ini sebagai bentuk pengabdian kepada Allah SWT. Semoga kita semua bisa menjalankan ibadah dengan ikhlas dan mendapatkan keberkahan dari-Nya.