Kisah Rasulullah SAW Saat Sakaratulmaut
02 Oktober 2024
BAITULLAH.CO.ID – Malaikat Maut datang bertamu ke rumah Rasulullah SAW atas perintah Allah SWT., yaitu pada Senin, Allah mewahyukan kepada Malaikat Maut supaya turun ke Bumi menemui Rasulullah SAW dengan berpakaian sebaik-baiknya. Allah menyuruh Malaikat Maut mencabut nyawa Rasulullah SAW dengan lemah lembut. Seandainya Rasulullah menyuruhnya masuk, maka dia dibolehkan masuk. Tetapi jika Rasulullah tidak mengizinkannya, dia tidak boleh masuk dan hendaklah dia kembali saja.

Baca Juga: Waktu Terbaik untuk Menjalankan Ibadah Umrah, Simak 8 Waktu Ini!

Maka turunlah Malaikat Maut untuk menunaikan perintah Allah SAW., dia menyamar sebagai seorang biasa. Setelah sampai di depan pintu tempat kediaman Rasulullah, Malaikat Maut pun berkata: “Assalamualaikum, wahai ahli rumah kenabian, sumber wahyu dan risalah!”

Fatimah pun keluar dan menemuinya dan berkata kepada tamunya itu, “Wahai Abdullah (hamba Allah), Rasulullah sekarang dalam keadaan sakit.”

Kemudian Malaikat Maut itu memberi salam lagi, “Assalamualaikum, bolehkah saya masuk?”

Akhirnya Rasulullah SAW mendengar suara Malaikat Maut itu, lalu Rasulullah bertanya kepada puterinya Fatimah, “Siapakah yang ada di muka pitu itu?”

Fatimah menjawab, “Seorang lelaki memanggil Rasulullah. Saya katakan kepadanya bahwa Rasulullah dalam keadaan sakit. Kemudian dia memanggil sekali lagi dengan suara yang menggetarkan sukma.”

Rasulullah bersabda, “Tahukah kamu siapakah dia?”

Fatimah menjawab, “Tidak wahai Rasulullah.” Lalu Rasulullah menjelaskan, “Wahai Fatimah, dia adalah pengusir kelezatan, pemutus keinginan, pemisah jamaah dan yang meramaikan kubur.” Kemudian Rasulullah bersabda, “Masuklah, wahai Malaikat Maut.”

Maka masuklah Malaikat Maut itu sambil mengucapkan, “Assalamualaikum ya Rasulullah.”

Rasulullahpun menjawabnya, “Waalaikumsalam ya Malaikat Maut. Engkau datang untuk berziarah atau untuk mencabut nyawaku?”

Malaikat Maut menjawab, “Saya datang untuk ziarah sekaligus mencabut nyawa. Jika tuan izinkan akan saya lakuka. Jika tidak, saya akan pulang.” Rasulullah bertanya, “Wahai Malaikat Maut, di mana engkau tinggalkan Jibaril?” jawab Malaikat Maut, “Saya tinggalkan dia di langit dunia.”

Baru saja Malaikat Maut selesai bicara, tiba-tiba Jibril datang lalu duduk di samping Rasulullah. Maka bersabdalah Rasulullah, “Wahai, Jibril tidakkah engkau mengetahui bahwa ajalku telah dekat.” Jibril menjawab, “Ya, wahai kekasih Allah.”

Seterusnya Rasulullah bersabda, “Beritahu kepadaku wahai Jibril, apakah yang telah disediakan Allah untukku di sisinya?” Jibril menjawab, “Bahawasanya pintu-pintu langit telah dibuka, sedangkan malaikat-malaikat telah berbaris untuk menyambut rohmu.”

Rasulullah bersabda, “Segala puji dan Syukur bagi Tuhanku. Wahai Jibril, apalagi yang telah disediakan Allah untukku?” Jibril menjawab lagi, “Bahwasannya pintu-pintu Surga telah dibuka, dan bidadari-bidadari telah berhias, Sungai-sungai telah mengalir, dan buah-buahanny telah ranum, semuanya menanti kedatangan rohmu.”

Kemudian Rasulullah bersabda, “Segala puji dan Syukur aku panjatkan untuk Tuhanku. Wahai Jibril beritahu kepadaku lagi tentang kabar yang menggembirakan aku.” Jibril bertanya, “Wahai kekasih Allah, apa sebenarnya yang ingin tuan tanyakan?”

Rasulullah menjawab, “Tentang kegelisahanku. Apakah yang akan diperoleh oleh orang-orang yang membaca Al-Quran sesudahku? Apakah akan diperoleh orang-orang yang berpuasa pada bulan Ramadhan sesudahku? Apakah yang akan diperoleh orang-orang yang berzirah ke Baitul haram sesudahku?”

Baca Juga: Kisah Sahabat yang Membuat Rasulullah Menangis

Jibril menjawab, “Saya membaawa kabar gembira untuk Rasulullah. Sesungguhnya Allah berfirman, Aku telah mengharamkan surga bagi semua Nabi dan umat, sampai engkau dan umatmu memasukinya terlebih dahulu.”

Maka berkatalah Rasulullah, “Sekarang, tenanglah hati dan perasaanku. Wahai Malaikat Maut dekatlah kepadaku.” Lalu Malaikat Maut pun mendekati Rasulullah. Tak lama setelah itu Rasulullah pun wafat.
Sumber