Kisah 4 Khalifah yang Memimpin Umat Islam, Khulafaur Rasyidin Apa Artinya?
07 November 2024
BAITULLAH.CO.ID – Khulafaur Rasyidin merupakan masa kepempinan Islam pertama setelah Rasulullah SAW wafat pada tahun 632 Masehi. Istilah Khulafaur Rasyidin merujuk pada sosok empat pemimpin yang arif dan bijaksana, yaitu Abu Bakar as-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.

Baca Juag:5 Tips Jadi Anak Muda Bertanggung Jawab, Begini Kata Hadits!

Menurut asal katanya, Khulafaur Rasyidin berasa dari kata, yaitu al-Khulafa yang artinya “Pengganti” atau “Pemimpin” dan al-Rashidun yang memiliki arti “Dibimbing dengan benar “ atau menurut sebagian Muslim, “mendapatkan petunjuk”. Dan dari dua kata tersebut, Khulafaur Rasyidin memiliki arti sebagai “Para pemimpin yang dibimbing dengan benar.”
 

Berikut Nama-Nama Khulafaur Rasyidin Beserta Gelar dan Kisahnya

1. Abu Bakar as-Shiddiq

Abu bakar merupakan khulafaur rasyidin pertama yang menjadi pimpinan umat Islam setelah Rasulullah. Sosok yang santun, adil, penyayang, dan bijaksana dalam dirinya, merupakan representasi dari apa yang ia lihat dari Rasulullah dalam memimpin umat Islam. oleh karena itu, para sahabat seoakat untuk menunjuknya sebagai pimpinan umat Islam selama dua tahun setengah.

Saat itu, ia tidak hanya memiliki tugas untuk menyebarkan ajaran Islam, namun juga memiliki tanggung jawab untuk mengembalikan kaum muslimin yang sudah keluar dari ajaran Islam (murtad) pasca-meninggalnya Rasulullah. Setelah genap memimpin umat Islam selamat dua tahun setengah. Ia wafat di usia 63 tahun. Ia meninggalkan umat Islam pada malam Selasa tanggal 23 Jumadil Akhir, antara waktu Magrib dan Isya, kemudian dimakamkan di Madinah berdekatan dengan makan Rasulullah. Penyebab wafatnya, sebagimana disebutkan oleh Syekh Nawawi, yaitu disebabkan sedih yang terus menerus karena ditinggal oleh Rasulullah.


2. Umar bin Khattab

Umar bin Khattab lahir di Mekkah pada 582 M dan menjadi khalifah pada tahun 634 M menggantikan Abu Bakar. Ia bernama lengkap Umar bin Khattab bin Ady bin Abd al-Uzza bin Riyakh bin Abdullah bin Qorth bin Razakh bin Ka’ab bin Ady bin Luay bin Ghalib al-Qurasyi al-Adwi.

Rasulullah SAW memberinya julukan Al-Furaq (sang pembeda) atau berarti sebagai orang yang mampu memberdakan anatara yang haq (kebenaran) dan yang bathil (kesesatan). Setelah itu, Umar juga menjadi orang pertama yang digelari dengan Amir al-Mu’minin (pemimpin orang beriman).

Dalam sebuah kisah yang ditulis oleh Mustafa Murrad, mantan istri Umar bin Khattab menceritakan tentang ibadah Umar yang tidak mengenal waktu. Umar bin Khattab juga kerap kali terjaga di malam dan siang hari untuk beribadah dan juga berpuasa demi hajat rakyatnya, seperti yang dikisahkan oleh Mu’awiyah bin Khudayj, jenderal dari suku Kindah.


3. Utsman bin Affan

Utsman bin Affan lahir pada enam tahun setelah Tahun Gajah, tepatnya 579 M di Thaif, daerah subur kawasan Hijaz, sebuah wilayah di sebelah barat laut Arab Saudi. Hal inilah yang membuat usianya 6 tahun lebih muda dibandingkan dengan Rasulullah SAW.

Dikutip dari buku Abdul Syukur Al-Azizi yang berjudul Utsman bin Affan Ra, Utsman bin Affan terlahir dari keluarga bangsawan yang kaya raya dan berpengaruh dari Suku Quraisy sisilah Bani Umaiyah. Meskipun terlahir dari lingkungan yang kaya raya, Utsman rela untuk keluar dari segala kenikmatan dan kemewahan hidupnya demi memegang tanggung jawab dakwah yang melelahkan, penuh risiko, menguras tenang, dan pikiran.

Ia tidak segan untuk membagikan rezekinya secara cuma-Cuma untuk kebutuhan berperang atau pun khalayak luas. Dikisahkan dari Ibn Syihab Al-Zuhri, seorang ulama ahli hadits, mengatakan, “Utsman mempersiapkan Jaisyul Usrah (pasukan sulit) saat Perang Tabuk dengan 940 ekor unta dan 60 ekor kuda, sehingga sempurna berjumlah 1.000.”

Salah seorang sahabat Rasulullah, Hudzaifah pun bercerita bahwa Utsman datang kepada Rasul sambil membawa 10.000 dinar (Kira-kira sekitar Rp 483 Juta) yang diserahkan dengan kedua tangannya.


4. Ali Bin Abi Thalib

Ali bin Abi Thalib bin Abdul Muththalib bin Hasyim lahir di Mekkah pada tanggal 13 Rajab. Ali lahir pada tahun ke -32 dari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Ada juga yang menyebutkan jika Ali dilahirkan pada 21 tahun sebelum hijriah. Semasa kecil, Rasulullah SAW telah mengasuh, mendidik dan mengajari Ali bin Abi Thalib. Kasih sayang dan kemuliaan Rasulullah SAW inilah yang membentuk karakter Ali saat dewasa.

Melansir dari Buku Kisah Hidup Ali Ibn Abi Thalib karya Mustafa Murrad, Ali bin Thalib dikenal sebagai pemimpin yang dekat dengan rakyatnya. Ia pun suka berkeliling sekedar untuk menantikan siapa pun yang menghampirinya guna meminta bantuan atau bertanya padanya. Ia berjalan mengelilingi pasar untuk berdakwah, mengingatkan manusia untuk bertakwa kepada Allah SWT dan melakukan transaksi jual beli dengan baik.

Baca Juga:Kisah Hudzaifah bin Al-Yaman, Sahabat Rasulullah yang Mengetahui Tentang Rahasia Munafik Orang Madinah

Sebagaimana yang dikisahkan oleh penulis Zaidan, Ali bin Abi Thalib memiliki kebiasaan berjalan ke pasar seorang diri. Biasanya ia menasihati orang yang tersesat, menunjukkan arah kepada orang yang kehilangan, menolong orang yang lemah, hingga menasihati para pedagang dan penjual sayur.