Cerita Baitullah Kumpulan artikel-artikel islami untuk kamu baca dan menambah wawasan dalam mengenal islam.

Kisah Firaun, Manusia Pertama yang Merayakan Hari Ulang Tahun

Kisah Firaun, Manusia Pertama yang Merayakan Hari Ulang Tahun

BAITULLAH.CO.ID – Hampir sebagian besar masyarakat di muka bumi
ini tak pernah melewatkan perayaan hari ulang tahun. Bagi banyak orang, hari ulang tahun dianggap sebagai momen spesial yang patut dirayakan sebagai ungkapan rasa syukur dan kebahagiaan.

Baca Juga: Sabar dan Ikhtiar, Tips Aman Menghindari Macet di Hari Libur

Namun, tahukah kamu bahwa Firaun, penguasa Mesir Kuno, disebut sebagai manusia pertama yang merayakan hari ulang tahun? Fakta menarik ini dikutip dari berbagai sumber, di antaranya Kumparan.com, yang menyatakan bahwa tradisi perayaan ulang tahun telah ada sejak ribuan tahun lalu, tepatnya sekitar 3.000 SM.
 
Para ahli sejarah menjelaskan bahwa perayaan ulang tahun Firaun Mesir Kuno bukanlah merayakan kelahiran fisik mereka di dunia, melainkan kelahiran mereka sebagai dewa. Dalam tradisi Mesir Kuno, ketika seorang Firaun dimahkotai sebagai raja, ia dianggap telah berubah statusnya dari manusia biasa menjadi sosok yang setengah dewa atau bahkan sepenuhnya dewa. Momen ini dianggap lebih sakral dan penting dibandingkan kelahiran fisiknya.

Kehidupan di Mesir Kuno memang erat kaitannya dengan kepercayaan terhadap dewa-dewa. Para Firaun memandang diri mereka sebagai perantara antara dunia manusia dan para dewa. Oleh sebab itu, penobatan mereka sebagai raja bukan sekadar seremoni politik, melainkan juga seremoni spiritual yang menandai lahirnya "diri baru" sebagai sosok yang lebih tinggi derajatnya.
 
Tradisi yang kita kenal sekarang, seperti kue ulang tahun dan meniup lilin, ternyata berasal dari bangsa Yunani Kuno. Dalam budaya Yunani, tradisi ini berkaitan dengan penghormatan kepada Artemis, dewi bulan.

Sebagai bentuk penghormatan, bangsa Yunani mempersembahkan kue berbentuk bulan yang dihiasi dengan lilin menyala. Lilin tersebut bertujuan untuk menciptakan kembali keindahan cahaya bulan yang diyakini sebagai lambang kecantikan Artemis. Lebih dari itu, lilin yang menyala juga dipercaya memiliki makna mengirimkan sinyal atau doa kepada para dewa.

Ketika meniup lilin dengan mengucapkan harapan adalah cara lain untuk menyampaikan permohonan kepada dewa. Harapan-harapan tersebut dipercaya akan terkabul jika disampaikan melalui nyala lilin yang kemudian padam dengan hembusan nafas.
 
Perayaan ulang tahun yang kini identik dengan kebahagiaan, doa, dan harapan ternyata memiliki sejarah panjang yang bermula dari tradisi para penguasa di masa lampau. Namun, dalam Islam, konsep umur memiliki makna yang lebih dalam. Ulang tahun seharusnya menjadi momen untuk merenung, bersyukur, dan berintrospeksi atas bertambahnya usia.

Baca Juga: Kisah Raja Namrud yang Membakar Nabi Ibrahim, Diazab Allah Dengan Seekor Nyamuk selama 400 Tahun

Sebagaimana disebutkan dalam hadis Rasulullah SAW: "Sebaik-baik manusia adalah yang panjang umurnya dan baik amalannya" (HR. Tirmidzi).

Share:
twitter