Kisah Nabi Syuaib Dengan Kaum Madyan
18 Maret 2024
BAITULLAH.CO.ID – Nabi Syuaib AS diutus oleh Allah dengan tujuan untuk membimbing kaum Madyan kembali kepada jalan yang benar, yakni jalan Allah SWT. Namun, dalam melaksanakan dakwahnya, Nabi Syuaib AS menghadapi berbagai rintangan yang signifikan. Dia berusaha keras menyampaikan bahwa tindakan-tindakan yang dilakukan oleh kaum Madyan adalah perbuatan yang merugikan dan tidak pantas.

Salah satu suku bangsa Arab yang dikenal sebagai Kaum Madyan mendiami wilayah tepi negeri Syam yang sekarang disebut Suriah. Wilayah hunian mereka berbatasan dengan Hijaz dan berdekatan dengan Danau Luth. Negeri tempat Kaum Madyan bertempat tinggal terkenal akan kegiatan perdagangan dan pertanian. Kondisi tanah yang subur, berkat karunia Allah, memungkinkan tanaman beraneka ragam mudah tumbuh subur di sana.

Baca Juga: Merapat Untuk Jemaah yang Sedang Melaksanakan Ibadah Umrah, Berikut Tips Buka Puasa di Depan Ka’bah

Tetapi, meskipun tanah yang subur dan menghasilkan pertanian yang melimpah, sebagian besar dari kaum Madyan melupakan bahwa semua ini adalah anugerah dari Allah. Mereka tidak bersyukur atas kenikmatan yang diberikan-Nya. Lebih lanjut, kaum Madyan terdiri dari individu-individu kafir yang tidak mengenal Allah, bahkan memilih untuk menyembah pohon-pohon dan mengelilinginya.

Sifat dan tingkah laku yang dimiliki oleh kaum Madyan sungguh tidak mencerminkan ajaran-ajaran agama Allah, bahkan jauh dari ajaran-ajaran yang diajarkan oleh Nabi Ibrahim A.S dan nabi-nabi sebelum Nabi Syuaib AS. Mereka kerap menunjukkan sikap buruk, keji, dan seringkali merugikan orang lain demi keuntungan pribadi.

Kelicikan yang umum terjadi di kalangan kaum Madyan lazimnya dilakukan oleh individu-individu penipu yang telah terpikat oleh harta kekayaan, sehingga mereka seringkali memanipulasi timbangan untuk menghasilkan ukuran barang yang tidak akurat. Tindakan semacam ini memiliki dampak yang signifikan terhadap para petani dan pedagang kecil di wilayah Madyan. Sebaliknya, para pedagang besar dan penipu di wilayah tersebut justru meraih keuntungan dari perilaku yang tidak jujur dan tercela. Akibatnya, kesenjangan antara penduduk Madyan yang miskin dan yang kaya semakin melebar, dengan penduduk miskin semakin terperosok dalam kemiskinan sementara mereka yang kaya semakin memperoleh kekayaan.

Kaum Madyan yang melakukan manipulasi saat menimbang sebuah barang, akan menempatkan batu di dalam timbangan. Ini bertujuan agar pembeli percaya bahwa berat barang yang dibeli sudah sesuai. Keuntungan pedagang di pasar akan melonjak dua kali lipat setelah melakukan tindakan tidak jujur tersebut. Yang lebih serius, penduduk Madyan yang kerap melakukan kecurangan percaya bahwa mengurangi berat dalam timbangan merupakan manifestasi kecerdikan atau keahlian dalam transaksi jual-beli.

Allah menyaksikan perburukan keadaan kaum Madyan dari hari ke hari, dan sebagai respons, Ia mengirim Nabi Syuaib AS kepada mereka. Dalam misi tersebut, Nabi Syuaib A.S membawa ajaran agama yang otentik yang diberikan langsung oleh Allah. Tidak hanya itu, Nabi Syuaib AS juga diberi tanggung jawab untuk mengubah arah yang salah dan suram yang ditempuh oleh kaum Madyan, agar mereka kembali kepada jalur yang benar dan terang.
 

Kisah Nabi Syuaib AS Berdakwah

Kisah Nabi Syuaib AS Dan Mukjizatnya-Setelah Allah mengutusnya sebagai Nabi, Syuaib mengembangkan misi untuk mengajak warga Madyan meninggalkan tindakan negatif yang merugikan sesama, dan hanya menguntungkan pribadi. Selain itu, beliau mengingatkan mereka agar tidak menyembah pohon lagi, tetapi hanya menyembah Allah Yang Maha Kuasa. Syuaib juga mengajak umatnya untuk melaksanakan ibadah shalat sebagai bentuk penghormatan kepada Allah, serta untuk meyakini bahwa segala sesuatu di bumi ini merupakan hasil ciptaan-Nya.

Namun, meskipun demikian, warga Madyan tetap kukuh dalam keyakinan mereka dan enggan meninggalkan objek ibadah yang telah mereka sembah sejak zaman dahulu. Mereka menolak tawaran Nabi Syuaib untuk mengikuti jalan yang diredai Allah. Bahkan, setiap nasihat dan ajakan yang disampaikan oleh Nabi Syuaib kepada masyarakat Madyan dilecehkan dan dihina oleh mereka.

Walaupun ajakan, nasihat, dan dakwah yang disampaikan oleh Nabi Syuaib AS tidak diterima dengan baik dan malah dihina oleh penduduk kaum Madyan, beliau tetap bersikap sabar dan gigih dalam usahanya untuk mengembalikan mereka ke jalan Allah. Beliau dengan tenang merespons argumen-argumen yang diajukan oleh kaum Madyan.

Kaum Madyan yang tidak beriman pada ajaran yang disampaikan oleh Nabi Syuaib AS senantiasa merendahkan dan mengolok-olok Nabi Syuaib AS. Tidak hanya itu, Nabi Syuaib AS juga dianggap sebagai individu yang lemah jika dibandingkan dengan kaum Madyan, dan Nabi Syuaib AS juga mendapat ancaman dari kaum Madyan. Karena kaum Madyan sangat sulit untuk diarahkan kembali ke jalan yang benar, maka Nabi Syu’aib A.S mulai mengabarkan kepada mereka bahwa konsekuensi akan ada azab yang akan diberikan oleh Allah sebagai akibat dari perbuatan-perbuatan buruk yang telah mereka lakukan. Meskipun dihadapkan dengan kata-kata yang disampaikan oleh Nabi Syuaib, penduduk Madyan tidak merasa takut dan justru kembali mengancam beliau.

Turunnya Adzab Kepada Kaum Madyan

Kisah Nabi Syuaib AS Dan Mukjizatnya-Setelah berupaya dengan berbagai cara dalam berdakwah dan mengajak mereka untuk kembali ke jalur yang benar, namun kaum Madyan tetap memilih untuk tetap dalam kekafiran. Karena itu, Nabi Syuaib memohon kepada Allah supaya azab diberikan kepada penduduk Madyan.

Allah mendengar doa Nabi Syuaib AS, lalu mengabulkan permohonan tersebut. Setelah itu, Allah SWT menginstruksikan Nabi Syuaib beserta para pengikut yang beriman untuk meninggalkan kota yang telah dikuasai oleh kaum kafir. Setelah mereka pergi dari kota tersebut, Allah menyebabkan cuaca menjadi sangat panas dan kering, menyebabkan tanaman layu dan sulit untuk menemukan kesegaran.

Lalu, Allah pun mengirimkan gempa bumi dan suara petir yang mengakibatkan kematian bagi penduduk Madyan yang ingkar. Hukuman yang ditimpakan oleh Allah serupa dengan kedatangan hari kiamat. Seluruh malapetaka tersebut terjadi karena kaum Madyan enggan untuk kembali kepada jalan Allah.