Kisah
Kisah Siti Masyitoh yang Direbus Hidup-Hidup oleh Fir’aun, Makamnya Mengeluarkan Bau Harum
- byNaswa
- 19 Desember 2024
Kisah Siti Masyitoh yang Direbus Hidup-Hidup oleh Fir’aun, Makamnya Mengeluarkan Bau Harum
BAITULLAH.CO.ID – Di zaman Fir’aun, hiduplah seorang perempuan mulia
bernama Siti Masyitoh. Ia adalah seorang pelayan di istana Fir’aun yang bertugas mengurus anak-anaknya. Meskipun tinggal di lingkungan istana yang penuh dengan kemewahan dan kesombongan, Siti Masyitoh tetap teguh dalam keimanannya kepada Allah SWT.
Baca Juga:Berikut 5 Adab Berbicara Wanita Muslimah dalam Islam, No 2 Masih Sering Dilakukan
bernama Siti Masyitoh. Ia adalah seorang pelayan di istana Fir’aun yang bertugas mengurus anak-anaknya. Meskipun tinggal di lingkungan istana yang penuh dengan kemewahan dan kesombongan, Siti Masyitoh tetap teguh dalam keimanannya kepada Allah SWT.
Baca Juga:Berikut 5 Adab Berbicara Wanita Muslimah dalam Islam, No 2 Masih Sering Dilakukan
Suatu hari, ketika Rasulullah SAW menjalani perjalanan Isra Mi’raj, beliau mencium aroma yang sangat harum. Rasulullah bertanya kepada Malaikat Jibril,
"Wahai Jibril, dari manakah asal aroma harum ini?"
Jibril menjawab,
"Itu adalah aroma dari makam seorang wanita sholehah bernama Siti Masyitoh. Ia bersama anak-anaknya wafat karena mempertahankan keimanan mereka kepada Allah SWT."
Lalu, bagaimana kisah Siti Masyitoh hingga makamnya mengeluarkan bau harum?
Siti Masyitoh dikenal sebagai perempuan yang taat dan berpegang teguh pada kebenaran. Ia adalah pelayan istri Fir’aun, Siti Asiyah, yang juga telah beriman kepada Allah SWT tanpa sepengetahuan Fir’aun. Suami Siti Masyitoh, Hazaqil, adalah seorang pria sholeh yang turut membantu Nabi Musa AS ketika bayi, dengan membuat peti yang dihanyutkan ke sungai.
Namun, keimanan Hazaqil diketahui oleh Fir’aun. Dengan kejam, Fir’aun membunuh Hazaqil. Peristiwa ini membuat Siti Masyitoh sangat sedih. Kepada Siti Asiyah, ia bercerita,
"Sungguh, kehilangan suamiku adalah ujian berat. Namun aku yakin, Allah Maha Mengetahui dan Maha Adil."
Siti Asiyah menjawab sambil menenangkan,
"Bersabarlah, wahai Masyitoh. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar. Rahmat-Nya akan selalu meliputi kita."
Meski dirundung duka, Siti Masyitoh tetap menjalankan tugasnya sebagai pelayan anak-anak Fir’aun. Suatu hari, saat ia menyisir rambut salah satu anak Fir’aun, sisir itu terjatuh. Tanpa sengaja, ia mengucapkan,
"Bismillah (Dengan nama Allah)."
Anak Fir’aun yang mendengar ucapan itu langsung menatapnya heran.
"Apakah yang kau ucapkan tadi? Apakah itu untuk ayahku, Fir’aun?" tanya anak itu.
Dengan tenang, Siti Masyitoh menjawab,
"Bukan. Ucapanku adalah untuk Allah, Tuhan yang sebenarnya, bukan Fir’aun."
Anak Fir’aun merasa tersinggung dan segera melaporkan hal ini kepada ayahnya. Fir’aun, yang terkenal sangat sombong dan tidak mau ada yang menyaingi kedudukannya, murka besar. Ia segera memanggil Siti Masyitoh ke hadapannya.
Dengan suara menggelegar, Fir’aun bertanya,
"Benarkah kau menyembah Tuhan lain selain aku? Siapa Tuhan yang kau sembah selama ini?"
Siti Masyitoh menjawab dengan penuh keberanian,
"Benar, aku menyembah Allah. Tiada Tuhan selain Dia, Tuhan yang sesungguhnya menguasai alam semesta ini."
Fir’aun yang mendengar jawaban itu semakin murka. Ia mengancam,
twitter