Tanda-tanda Haji Mabrur
10 Januari 2023
Baitullah.co.id - Berangkat haji merupakan ibadah yang memerlukan persiapan matang, tidak hanya mempersipakan kondisi tubuh dan finansial saja, akan tetapi juga perlu mempersiapkan pengetahuan, seperti mengetahui larangan-larangan saat berhaji, dan bagaimana cara mendapatkan haji mabrur dan tanda-tanda haji mabrur merupakan hal yang tidak kalah pentingnya.

Sebab, setiap orang yang menunaikan ibadah haji tentu ingin mendapatkan haji mabrur. Itulah sebabnya mengapa para jamaah haji berusaha semaksimal mungkin untuk melaksanakan segala sesuatu yang dituntunkan dalam ibadah tersebut.

Alasan mengapa setiap orang yang berhaji ingin mendapatkan haji mabrur, tidak lain karena keutamaan yang terdapat di dalamnya. Di antara keutamaan tersebut adalah sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam :

والحَجُّ المَبْرُورُ ليسَ له جَزَاءٌ إلَّا الجَنَّةُ

“Dan haji mabrur tidak ada balasan baginya kecuali Surga.” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari hadits Abu Hurairah Radhiallahu Anhu).

Jadi tujuan paling utama yang ingin didapatkan oleh orang yang menunaikan ibadah haji adalah haji mabrur. Sebab dengan mendapatkannya, orang yang berhaji tersebut akan mendapatkan keutamaan berupa surga yang telah disebutkan dalam hadits di atas.

Sebelum saya masuk dalam pembahasan mengenai tanda-tanda haji mabrur, tentu sangat penting untuk mengetahui bagaimana cara mendapatkannya. Untuk lebih jelasnya, di bawah ini akan saya sebutkan cara mendapatkan haji mabrur :

1. Ikhlas Karena Allah
Tentunya setiap orang yang ingin mendapatkan haji mabrur mesti mengikhlaskan amalannya semata-mata karena Allah Ta’ala. Sebab, amalan apapun yang tidak dibangun di atas keikhlasan tidak akan bermanfaat di sisi Allah Ta’ala.

Hal ini telah ditegaskan dalam firman Allah Azza Wajalla :

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ

“Padahal tidaklah mereka diperintahkan melainkan untuk beribadah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan agar mereka menegakkan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.” (Surah Al-Bayyinah : 5).

Ayat di atas dengan tegas menyebutkan bahwa Allah memerintahkan kepada kita semua untuk mengikhlaskan ibadah hanya untuk Allah Azza Wajalla semata. Oleh karena itu, barangsiapa ingin mendapatkan haji mabrur, maka memiliki niat yang ikhlas merupakan keharusan.

2. Mengikuti Bimbingan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam
Perlu dicatat bahwa betapapun ikhlasnya seseorang dalam menunaikan ibadah haji, tetap ibadahnya akan tertolak dan tidak bermanfaat ketika tidak sesuai dengan bimbingan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

Tidak boleh bagi siapapun untuk mengada-adakan tata cara yang baru dalam pelaksanaan haji. Sebab, amalan hajinya pasti akan tertolak. Hal ini sebagaimana yang telah disabdakan oleh Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam :

يا أَيُّها الناسُ خُذُوا عَنِّي مناسكَكم

“Wahai sekalian manusia, ambillah dariku tata cara haji kalian.” (Shohihul Jami’ no.7882).

Terkait amalan haji, ada yang sifatnya rukun, wajib, dan sunnah. Seseorang yang ingin mendapatkan haji mabrur, hendaknya dia berupaya melakukan semuanya dengan sebaik mungkin. Di samping itu, selama menunaikan ibadah haji, hendaknya dia tidak menyia-nyiakan waktunya dengan hal yang sia-sia. Tapi hendaknya dia fokus dengan ibadah dan memperbanyak ibadah, memanfaatkan kesempatan yang Allah berikan kepadanya di tempat yang mulia tersebut.

Apakah Tanda-tanda Haji Mabrur? Para ulama menyebutkan ada tanda-tanda mabrurnya haji, berdasarkan keterangan al-Quran dan al-Hadits, namun itu tidak bisa memberikan kepastian mabrur tidaknya haji seseorang.

Di antara tanda-tanda haji mabrur yang telah disebutkan para ulama adalah:

Pertama: Harta yang dipakai untuk haji adalah harta yang halal, karena Allah tidak menerima kecuali yang halal, sebagaimana ditegaskan oleh sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبًا

“Sungguh Allah baik, tidak menerima kecuali yang baik.

Orang yang ingin hajinya mabrur harus memastikan bahwa seluruh harta yang ia pakai untuk haji adalah harta yang halal, terutama mereka yang selama mempersiapkan biaya pelaksanaan ibadah haji tidak lepas dari transaksi dengan bank. Jika tidak, maka haji mabrur bagi mereka hanyalah jauh panggang dari api. Ibnu Rajab mengucapkan sebuah syair :

Jika anda haji dengan harta tak halal asalnya.
Maka anda tidak berhaji, yang berhaji hanya rombongan anda.
Allah tidak terima kecuali yang halal saja.
Tidak semua yang haji mabrur hajinya.

Kedua: Amalan-amalannya dilakukan dengan ikhlas dan baik, sesuai dengan tuntunan Nabi shallalahu ‘alaihi wa sallam . Paling tidak, rukun-rukun dan kewajibannya harus dijalankan, dan semua larangan harus ditinggalkan. Jika terjadi kesalahan, maka hendaknya segera melakukan penebusnya yang telah ditentukan.

Di samping itu, haji yang mabrur juga memperhatikan keikhlasan hati, yang seiring dengan majunya zaman semakin sulit dijaga. Mari merenungkan perkataan Syuraih al-Qadhi, “Yang (benar-benar) berhaji sedikit, meski jamaah haji banyak. Alangkah banyak orang yang berbuat baik, tapi alangkah sedikit yang ikhlas karena Allah.


Adapun terkait dengan tanda-tanda haji mabrur, hal ini telah disebutkan oleh Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri Rahimahullah, di mana beliau berkata :
الحج المبرور أن يرجع زاهدًا في الدنيا، راغبًا في الآخرة

Haji mabrur adalah seseorang yang kembali (dari haji) dalam keadaan zuhud terhadap dunia dan betul-betul mengharap akhirat.” (Lihat Kitab Lathaif Al-Ma’aarif hal.125).

Berdasarkan penjelasan singkat dari Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri Rahimahullah di atas, diketahui bahwa seseorang yang mendapatkan haji mabrur akan lebih mendahulukan akhirat sepanjang kehidupannya. Hal ini akan terlihat jelas dari kondisinya yang semakin tekun beribadah kepada Allah Azza Wajalla, serta menjauhkan dirinya hal-hal yang tidak bermanfaat.
Sumber