
Baitullah.co.id - Berangkat haji merupakan ibadah yang memerlukan persiapan
matang, tidak hanya mempersipakan kondisi tubuh dan finansial saja, akan tetapi juga perlu mempersiapkan pengetahuan, seperti mengetahui larangan-larangan saat berhaji, dan bagaimana cara mendapatkan haji mabrur dan tanda-tanda haji mabrur merupakan hal yang tidak kalah pentingnya.
Sebab, setiap orang yang menunaikan ibadah haji tentu ingin mendapatkan haji mabrur. Itulah sebabnya mengapa para jamaah haji berusaha semaksimal mungkin untuk melaksanakan segala sesuatu yang dituntunkan dalam ibadah tersebut.
Alasan mengapa setiap orang yang berhaji ingin mendapatkan haji mabrur, tidak lain karena keutamaan yang terdapat di dalamnya. Di antara keutamaan tersebut adalah sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam :
???????? ??????????? ???? ?? ??????? ????? ?????????
“Dan haji mabrur tidak ada balasan baginya kecuali Surga.” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari hadits Abu Hurairah Radhiallahu Anhu).
Jadi tujuan paling utama yang ingin didapatkan oleh orang yang menunaikan ibadah haji adalah haji mabrur. Sebab dengan mendapatkannya, orang yang berhaji tersebut akan mendapatkan keutamaan berupa surga yang telah disebutkan dalam hadits di atas.
Sebelum saya masuk dalam pembahasan mengenai tanda-tanda haji mabrur, tentu sangat penting untuk mengetahui bagaimana cara mendapatkannya. Untuk lebih jelasnya, di bawah ini akan saya sebutkan cara mendapatkan haji mabrur :
1. Ikhlas Karena Allah
Tentunya setiap orang yang ingin mendapatkan haji mabrur mesti mengikhlaskan amalannya semata-mata karena Allah Ta’ala. Sebab, amalan apapun yang tidak dibangun di atas keikhlasan tidak akan bermanfaat di sisi Allah Ta’ala.
Hal ini telah ditegaskan dalam firman Allah Azza Wajalla :
????? ???????? ?????? ???????????? ??????? ??????????? ???? ???????? ????????? ??????????? ?????????? ?????????? ?????????? ? ????????? ????? ????????????
“Padahal tidaklah mereka diperintahkan melainkan untuk beribadah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan agar mereka menegakkan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.” (Surah Al-Bayyinah : 5).
Ayat di atas dengan tegas menyebutkan bahwa Allah memerintahkan kepada kita semua untuk mengikhlaskan ibadah hanya untuk Allah Azza Wajalla semata. Oleh karena itu, barangsiapa ingin mendapatkan haji mabrur, maka memiliki niat yang ikhlas merupakan keharusan.
2. Mengikuti Bimbingan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam
Perlu dicatat bahwa betapapun ikhlasnya seseorang dalam menunaikan ibadah haji, tetap ibadahnya akan tertolak dan tidak bermanfaat ketika tidak sesuai dengan bimbingan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.
Tidak boleh bagi siapapun untuk mengada-adakan tata cara yang baru dalam pelaksanaan haji. Sebab, amalan hajinya pasti akan tertolak. Hal ini sebagaimana yang telah disabdakan oleh Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam :
?? ??????? ?????? ?????? ?????? ????????
“Wahai sekalian manusia, ambillah dariku tata cara haji kalian.” (Shohihul Jami’ no.7882).
Terkait amalan haji, ada yang sifatnya rukun, wajib, dan sunnah