Tanda-Tanda Haji Mabrur Menurut Al-Qur'an
27 Juni 2024
BAITULLAH.CO.ID – Haji mabrur adalah istilah untuk jemaah haji yang berhasil menunaikan ibadah haji sesuai syariat yang diajarkan oleh Rasulullah SAW dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah. Ada ganjaran besar bagi mereka yang mencapai haji mabrur, sehingga banyak orang berusaha keras agar hajinya diterima sebagai haji mabrur. Berikut adalah ciri-ciri haji mabrur:

Baca Juga:Kisah Nabi Muhammad SAW dan Mukjizat Keringatnya yang Harum

Haji mabrur adalah haji yang dilaksanakan dengan sempurna. Perintah untuk menyempurnakan ibadah haji terdapat dalam Surah Al-Baqarah ayat 196:

وَاَتِمُّوا الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ لِلّٰهِ ۗ فَاِنْ اُحْصِرْتُمْ فَمَا اسْتَيْسَرَ مِنَ الْهَدْيِۚ وَلَا تَحْلِقُوْا رُءُوْسَكُمْ حَتّٰى يَبْلُغَ الْهَدْيُ مَحِلَّهٗ ۗ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ بِهٖٓ اَذًى مِّنْ رَّأْسِهٖ فَفِدْيَةٌ مِّنْ صِيَامٍ اَوْ صَدَقَةٍ اَوْ نُسُكٍ ۚ فَاِذَآ اَمِنْتُمْ ۗ فَمَنْ تَمَتَّعَ بِالْعُمْرَةِ اِلَى الْحَجِّ فَمَا اسْتَيْسَرَ مِنَ الْهَدْيِۚ فَمَنْ لَّمْ يَجِدْ فَصِيَامُ ثَلٰثَةِ اَيَّامٍ فِى الْحَجِّ وَسَبْعَةٍ اِذَا رَجَعْتُمْ ۗ تِلْكَ عَشَرَةٌ كَامِلَةٌ ۗذٰلِكَ لِمَنْ لَّمْ يَكُنْ اَهْلُهٗ حَاضِرِى الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ ࣖ ١٩٦

Artinya: "Sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah. Akan tetapi, jika kamu terkepung (oleh musuh), (sembelihlah) hadyu yang mudah didapat dan jangan mencukur (rambut) kepalamu sebelum hadyu sampai di tempat penyembelihannya. Jika ada di antara kamu yang sakit atau ada gangguan di kepala (lalu dia bercukur), dia wajib berfidyah, yaitu berpuasa, bersedekah, atau berkurban. Apabila kamu dalam keadaan aman, siapa yang mengerjakan umrah sebelum haji (tamatu'), dia (wajib menyembelih) hadyu yang mudah didapat. Akan tetapi, jika tidak mendapatkannya, dia (wajib) berpuasa tiga hari dalam (masa) haji dan tujuh (hari) setelah kamu kembali. Itulah sepuluh hari yang sempurna. Ketentuan itu berlaku bagi orang yang keluarganya tidak menetap di sekitar Masjidil Haram. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Keras hukuman-Nya."
 
Menurut Muhammad Amanuddin, MA, dalam bukunya "Meraih Pahala Haji Mabrur Meski Belum Berangkat Haji", ayat di atas menjelaskan bahwa melaksanakan ibadah haji adalah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap umat Islam yang mampu.

Dalam kaidah hukum Islam, kewajiban artinya jika dilakukan mendapatkan pahala, jika ditinggalkan mendapatkan dosa. Oleh karena itu, seseorang yang mampu namun tidak pergi haji adalah orang yang berdosa.
 

Indikasi Haji Mabrur

Abdullah Gymnastiar, dalam bukunya "Meraih Bening Hati Dengan Manajemen Qolbu", menyatakan bahwa haji mabrur berarti haji yang diterima oleh Allah SWT. Indikasinya adalah Allah menutup aib-aib kita dari pandangan manusia. Jika seseorang haji tetapi namanya hancur di masyarakat, dapat dinilai sejauh mana ibadah hajinya.

Miftahul Achyar Kertamuda, M.Pd, dalam bukunya "Cinta Shaum, Zakat, dan Haji", mendefinisikan haji mabrur sebagai haji yang dilakukan sesuai petunjuk Allah SWT dan Rasulnya, dengan memperhatikan syarat, rukun, kewajiban, dan meninggalkan larangan.

Nabi Muhammad SAW bersabda: "Tidak ada balasan (yang pantas diberikan) bagi haji mabrur kecuali surga." (HR. Bukhari).
 

Ciri-Ciri Haji Mabrur

Mengutip buku "Manajemen Diri untuk Kebahagiaan Dunia Akhirat" karya Tobari, salah satu ciri seorang yang berhasil menggapai haji mabrur adalah adanya perbaikan dalam kehidupannya setelah pulang dari Tanah Suci, serta selalu menebar kebaikan.

Sementara itu, mengutip buku "Menuju Umrah dan Haji Mabrur" karya H. Syaiful Alim, Lc, indikasi seorang jemaah haji memperoleh predikat mabrur menurut Al-Quran adalah:
 
1. Berbakti kepada Orang Tua

Surah Al-Luqman ayat 15:

   وَاِنْ جَاهَدٰكَ عَلٰٓى اَنْ تُشْرِكَ بِيْ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِى الدُّنْيَا مَعْرُوْفًا ۖوَّاتَّبِعْ سَبِيْلَ مَنْ اَنَابَ اِلَيَّۚ ثُمَّ اِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَاُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ ١٥

Artinya: "Jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan-Ku dengan sesuatu yang engkau tidak punya ilmu tentang itu, janganlah patuhi keduanya, (tetapi) pergaulilah keduanya di dunia dengan baik dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian, hanya kepada-Ku kamu kembali, lalu Aku beritahukan kepadamu apa yang biasa kamu kerjakan."
 
2. Bersikap Adil terhadap Sesuatu atau Seseorang

 Surah Al-Mumtahanah ayat 8:

   لَا يَنْهٰىكُمُ اللّٰهُ عَنِ الَّذِيْنَ لَمْ يُقَاتِلُوْكُمْ فِى الدِّيْنِ وَلَمْ يُخْرِجُوْكُمْ مِّنْ دِيَارِكُمْ اَنْ تَبَرُّوْهُمْ وَتُقْسِطُوْٓا اِلَيْهِمْۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِيْنَ ٨

Artinya: "Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil."
 
3. Gemar Sedekah dan Berinfak

Surah Al-Imran ayat 134:

   الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكٰظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚ ١٣٤

Artinya: "(yaitu) orang-orang yang selalu berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, orang-orang yang mengendalikan kemurkaannya, dan orang-orang yang memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan."

Baca Juga: 83% Jemaah Wafat adalah Haji Ilegal, Agen Travel 'Nakal' Disorot Saudi
 
4. Membenci Permusuhan

Surah Al-Maidah ayat 2:

   يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُحِلُّوْا شَعَاۤىِٕرَ اللّٰهِ وَلَا الشَّهْرَ الْحَرَامَ وَلَا الْهَدْيَ وَلَا الْقَلَاۤىِٕدَ وَلَآ اٰۤمّ

Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.”
Sumber
Detik.com