Kisah Sahabat Rasulullah Syaban dan Penyesalannya Saat Sakaratul Maut
08 Agustus 2024
BAITULLAH.CO.ID – Syaban bin Khalid adalah seorang sahabat Rasulullah SAW yang dikenal sebagai pribadi yang saleh dan beriman. Namun, ketika ia menghadapi sakaratul maut, ia merasakan penyesalan yang mendalam, menggambarkan betapa beratnya saat-saat terakhir kehidupan.

Baca Juga: 8 Barang Ini Dilarang Dibawa Jemaah Umrah, Catat!

Dalam kehidupan sehari-hari, Syaban bin Khalid dikenal rajin beribadah dan berbuat kebaikan. Namun, saat ia mendekati ajal, ia mengalami kondisi yang sangat kritis. Di tengah sakaratul maut, tubuhnya terasa sangat lemah, dan ia mulai merenungkan kehidupannya yang telah berlalu.

Dalam keadaan sakaratul maut, Syaban bin Khalid tidak dapat lagi berbicara banyak, namun wajahnya menunjukkan ekspresi kesedihan dan penyesalan yang mendalam. Ia mulai mengingat segala amal baik dan keburukan yang telah dilakukannya selama hidupnya. Ia merasa sangat menyesal atas waktu-waktu yang telah terlewat tanpa dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk ibadah dan amal sholeh.

Ketika sahabat-sahabatnya yang hadir di sampingnya melihat penyesalan yang mendalam di wajahnya, mereka merasa khawatir. Mereka berusaha memberikan dorongan dan penghiburan, tetapi Syaban tetap merasakan kepedihan hati yang mendalam. Dengan suara yang lemah, ia mengingatkan mereka, "Wahai saudaraku, janganlah kalian menyia-nyiakan waktu. Aku menyesal atas waktu yang terbuang sia-sia dan kesempatan yang tidak dimanfaatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah."

Syaban bin Khalid menggunakan detik-detik terakhirnya untuk memberikan nasihat kepada orang-orang di sekelilingnya. Ia menyadari bahwa penyesalan yang dirasakannya bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga sebagai pelajaran bagi orang lain. Ia mengajarkan pentingnya memanfaatkan waktu dengan baik, beribadah secara konsisten, dan selalu berbuat amal sholeh.

Baca Juga: Kisah Sahabat Rasulullah Keluar Cahaya Dari Mulutnya

Kisah penyesalan Syaban bin Khalid saat sakaratul maut memberikan pelajaran yang mendalam bagi kita semua. Ini mengingatkan kita tentang pentingnya memanfaatkan setiap momen hidup dengan sebaik-baiknya, agar ketika saat kematian tiba, kita tidak merasakan penyesalan yang sama. Kita diajak untuk terus beribadah, memperbaiki diri, dan beramal sholeh, sehingga saat-saat terakhir kehidupan kita penuh dengan ketenangan dan kepuasan, bukan penyesalan.
Sumber