Kisah Abu Bakar Ash-Shiddiq Menyelamatkan Nyawa Rasulullah SAW
22 Agustus 2024
BAITULLAH.CO.ID -Di tengah perjuangan awal penyebaran agama Islam, terdapat momen-momen yang menunjukkan betapa besar pengorbanan dan kesetiaan para sahabat Nabi Muhammad SAW. Salah satu kisah paling terkesan adalah bagaimana Abu Bakar Ash-Shiddiq, sahabat terdekat dan pendukung setia Rasulullah, berperan penting dalam menyelamatkan nyawa Nabi Muhammad saat peristiwa hijrah ke Madinah.

Baca Juga: Ingat! 6 Perlengkapan Haji yang Harus Dibawa oleh Calon Jemaah Haji

Pada tahun ke-13 kenabian, umat Islam di Mekkah menghadapi tekanan dan ancaman yang semakin berat dari kaum Quraisy yang menolak ajaran Nabi Muhammad SAW. Setelah perintah Allah untuk berhijrah ke Madinah, Rasulullah bersama Abu Bakar Ash-Shiddiq mempersiapkan perjalanan bersejarah ini dengan penuh kehati-hatian.

Abu Bakar, yang dikenal karena kecermatannya dan kasih sayangnya kepada Rasulullah, menjadi orang pertama yang diajak Nabi untuk menemani perjalanan hijrah ini. Keduanya sepakat untuk meninggalkan Mekkah dengan cara yang tidak mencurigakan, memilih rute yang aman untuk menghindari pengawasan kaum Quraisy yang ingin membunuh Nabi.
 
Pada malam yang telah ditentukan, Rasulullah dan Abu Bakar meninggalkan rumah mereka di Mekkah dan memulai perjalanan menuju Madinah. Mereka memilih rute yang melintasi padang pasir, menuju gua Tsur di pegunungan yang jauh dari jalur utama. Selama perjalanan ini, Abu Bakar tidak hanya mendampingi Rasulullah tetapi juga menjaga keamanan dan kesejahteraan Nabi.

Di tengah perjalanan, Abu Bakar menunjukkan ketangguhan yang luar biasa. Beliau menyiapkan makanan dan minuman, menjaga agar Rasulullah tetap aman dari bahaya. Mereka berdua memasuki Gua Tsur, yang terletak di lereng bukit, sebagai tempat perlindungan sementara dari pengejaran kaum Quraisy.
 
 
Kaum Quraisy, yang mengetahui bahwa Rasulullah dan Abu Bakar telah meninggalkan Mekkah, melancarkan pencarian untuk menemukan mereka. Mereka mengirimkan pasukan yang terdiri dari para pemburu yang terlatih untuk melacak jejak mereka. Ketika pasukan Quraisy mendekati Gua Tsur, suasana menjadi sangat tegang. 

Abu Bakar, yang sangat cemas dengan kemungkinan ditemukan, tidak berhenti berdoa dan berharap agar mereka tidak ditemukan. Di tengah situasi tegang ini, Abu Bakar memperhatikan bahwa jejak kaki mereka mungkin akan memudahkan kaum Quraisy untuk menemukannya. Dengan hati-hati, Abu Bakar menggunakan kemampuannya untuk menyembunyikan jejak-jejak tersebut.
 
Ketika pasukan Quraisy hampir tiba di mulut gua, Abu Bakar dengan sigap memanjat ke bagian atas gua dan menutupi lubang-lubang yang bisa mengungkapkan keberadaan mereka. Abu Bakar juga menggunakan keahliannya untuk menenangkan Rasulullah, membantunya tetap tenang dan fokus meskipun situasinya sangat genting.

Sementara itu, ada mukjizat yang terjadi sebagai bagian dari perlindungan Allah SWT. Ketika pasukan Quraisy tiba di depan gua, mereka melihat jejak-jejak yang mengarah ke dalam gua, tetapi tidak menemukan apa pun. Mereka malah melewati gua tersebut tanpa menyadari bahwa Rasulullah dan Abu Bakar berada di dalamnya. Dalam situasi yang menegangkan ini, Abu Bakar memperhatikan bahwa ada sarang laba-laba yang telah membentuk jaring di mulut gua, yang memberi kesan bahwa gua tersebut tidak pernah digunakan. Hal ini semakin memperkuat keyakinan mereka bahwa tidak mungkin ada orang di dalam gua tersebut.

Setelah beberapa hari bersembunyi di Gua Tsur, Abu Bakar dan Rasulullah akhirnya melanjutkan perjalanan mereka ke Madinah dengan selamat.

Kedatangan mereka di Madinah disambut dengan penuh kegembiraan dan antusiasme oleh umat Islam yang telah menunggu kedatangan mereka.
Kisah Abu Bakar Ash-Shiddiq yang menyelamatkan nyawa Rasulullah SAW ini adalah contoh luar biasa dari pengorbanan dan kesetiaan yang tidak tergoyahkan. Abu Bakar tidak hanya mendampingi Nabi dalam perjalanan yang berbahaya tetapi juga menunjukkan keberanian dan kecermatan dalam menjaga keselamatan Nabi.

Peran Abu Bakar dalam hijrah ini tidak hanya menegaskan kedekatannya dengan Rasulullah tetapi juga menunjukkan betapa pentingnya dukungan sahabat dalam perjuangan awal Islam. Pengorbanannya selama hijrah mencerminkan nilai-nilai setia kawan, keberanian, dan cinta yang tulus, yang menjadi teladan bagi umat Islam sepanjang masa.
Sumber