Kisah Sahabat Rasulullah yang Suka Bergurau, Nu’aimin
18 September 2024
BAITULLAH.CO.ID – Nu’aimin adalah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW yang terkenal suka bercanda. Meski demikian Nu’aiman pernah ikut serta menjadi bagian pasukan Islam dalam Perang Badar yang dipimpin Rasulullah SAW. Beberapa kisah menceritakan tingkah lucu dari Nu’amian ini sebagai berikut,
 

Kisah Nu’aiman dan Penjual Buah

Kisah ini dimulai ketika Nu’aiman mendatangi Nabi Muhammad SAW dengan membawakan buah-buahan sebagian hadiah. Tak lama kemudian ternyata datanglah seorang penjual buah-buahan yang menagih uang pembayaran buah-buahan tersebut kepada Nabi Muhammad SAW. Rasulullah SAW yang terkaget sontak bertanya kepada Ni’aiman, “Bukankah engkau memberikan buah-buahan ini sebagai hadiah kepadaku?”

Baca Juga: Jemaah, Siap-siap Terpesona! Tips Menikmati Payung Terbuka di Masjid Nabawi!

Tanpa disangka ternyata Nu’aiman berhutang terlebih dahulu kepada penjual buah-buahan tersebut. Ia ternyata berkata kepada penjual tersebut bahwa buah-buahan itu sudah dibebankan tagihan atas nama Rasulullah SAW. Nu’aiman menjawab pertanyaan Rasulullah SAW tadi, “Benar, ya Rasulullah, aku sungguh ingin memakan buah-buahan ini bersamamu, akan tetapi aku sedang tidak memiliki uang.”

Respon suri tauladan umat Islam ini tertawa, lalu ia membayar harga buah yang ditagihkan kepadanya itu.
 

Kisah Nu’aiman Mengusik Orang Buta

Pada suatu hari, Nu’aiman ternampak orang buta yang berjalan menggunakan tongkat. Nu’aiman memanggil si buta tersebut dan bertanya mengenai masalah si buta itu. Si but aitu menjawab, dia sudah lama mencari tandas tapi tak jumpa. Nu’aiman pun memberitahu dia boleh menolong si buta itu. Lalu Nu’aiman membawa si buta itu kesuatu tempat tapi bukan tandas.

Sebaliknya Nu’aiman membawa si buta itu ke masjid Rasulullah SAW. Si buta itu pun melaksanakan hajatnya tanpa dia mengetahui tempat itu adalah masjid Rasulullah SAW yang dipenuhi Jemaah yang sedang salat. Setelah para sahabat selesai salat, para sahabat memarahi si buta tersebut. Namun, setelah menyedari dia adalah buta, para sahabat memafaakan si buta tersebut.

Disebabkan sudah lama mengenali, para sahabat sudah dapat meneka siapa dalang di sebalik kejadian ini. semestinya, tak lain tidak bukan, ini adalah kerja Nu’aiman. Si buta itu sangat marah dan berjanji akan membalas dendam terhadap Nu’aiman.
Sumber