BAITULLAH.CO.ID – Pelayanan haji di Indonesia telah mengalami peningkatan signifikan selama lima tahun terakhir di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo. Salah satu indikatornya adalah kenaikan Indeks Kepuasan Jemaah Haji Indonesia (IKJHI), yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Baca Juga:
Kisah Thalhah bin Ubaidillah, Sang Mata Elang Dari Uhud
Sejak tahun 2018 hingga 2024, IKJHI konsisten berada dalam kategori Sangat Memuaskan. Sebelumnya, pada periode 2013-2017, indeks ini hanya masuk dalam kategori Memuaskan. Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, menyampaikan bahwa peningkatan ini tidak lepas dari berbagai upaya pemerintah untuk memperbaiki layanan haji, mulai dari program fast track hingga tambahan kuota haji.
Pada tahun 2024, BPS melaporkan bahwa indeks kepuasan jemaah haji mencapai skor 88,20 dari skala 100, yang menunjukkan tingkat kepuasan yang sangat tinggi dari masyarakat Indonesia terhadap layanan haji.
Layanan Fast Track
Salah satu inovasi yang mendapat apresiasi tinggi adalah layanan fast track, yang mempercepat proses pemeriksaan dokumen dan imigrasi, sehingga jemaah dapat langsung menuju penginapan mereka di Arab Saudi tanpa harus menunggu lama di bandara. Jika sebelumnya layanan ini hanya tersedia di satu embarkasi di Jakarta, kini layanan fast track sudah ada di tiga embarkasi: Jakarta, Solo, dan Surabaya. Ini adalah prestasi yang luar biasa, mengingat biasanya hanya satu jalur fast track yang diberikan untuk setiap negara, namun Indonesia mendapat tiga jalur berkat diplomasi Presiden Jokowi dengan Kerajaan Arab Saudi.
Tambahan Kuota Haji
Pada tahun 2024, Indonesia juga mendapatkan tambahan kuota haji sebesar 20.000 jemaah, menjadikan total kuota menjadi 241.000 jemaah. Ini merupakan angka tertinggi dalam sejarah pemberian kuota haji untuk Indonesia. Menurut Menteri Agama, pencapaian ini adalah hasil dari diplomasi yang intensif antara pemerintah Indonesia dan Kerajaan Saudi Arabia.
Peningkatan Layanan dan Konsumsi
Layanan bus shalawat dan kerja para petugas haji juga mendapat apresiasi tinggi dari jemaah. Mereka merasa puas dengan layanan yang diberikan, serta ketersediaan petugas di setiap titik layanan. Selain itu, jumlah dan kualitas makanan yang disajikan bagi jemaah di Makkah juga meningkat. Pada tahun 2024, jemaah haji menerima 84 kali makan selama di Makkah, jauh lebih banyak dibandingkan tahun 2015, yang hanya menyediakan 15 kali makan. Untuk menjaga cita rasa khas Indonesia, sebanyak 70 ton bumbu nusantara diekspor ke Arab Saudi.
Dengan berbagai peningkatan ini, jelas terlihat bahwa pemerintah berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan haji, memberikan pengalaman ibadah yang lebih nyaman dan memuaskan bagi jemaah haji Indonesia.