Cerita Baitullah Kumpulan artikel-artikel islami untuk kamu baca dan menambah wawasan dalam mengenal islam.

Hadist ini Menjelaskan Larangan Meminta Jabatan dan Kepemimpinan dalam Islam

Hadist ini Menjelaskan Larangan Meminta Jabatan dan Kepemimpinan dalam Islam

BAITULLAH.CO.ID – Memimpin adalah sebuah amanah besar yang membawa
konsekuensi duniawi dan ukhrawi. Islam telah memberikan pedoman tegas terkait jabatan dan kepemimpinan, termasuk larangan untuk meminta jabatan dan keutamaan memilih pemimpin yang amanah, bijaksana, serta mencintai rakyatnya. Hal ini diperkuat oleh berbagai hadits Rasulullah SAW yang memberikan arahan tentang karakteristik seorang pemimpin ideal dan bagaimana tanggung jawab tersebut harus diemban.

Baca Juga: Khutbah Jumat: Pentingnya Mendoakan Pemimpin Baru dan Meneladani Kepemimpinan Rasulullah SAW

Larangan Meminta Jabatan dalam Hadits Rasulullah SAW

Rasulullah SAW sangat memperhatikan siapa yang layak memegang tampuk kepemimpinan. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Musa RA, Rasulullah SAW menegaskan: 

عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: دَخَلْتُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَا وَرَجُلاَنِ مِنْ قَوْمِي، فَقَالَ أَحَدُ الرَّجُلَيْنِ: أَمِّرْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَقَالَ الآخَرُ مِثْلَهُ، فَقَالَ: «إِنَّا لاَ نُوَلِّي هَذَا مَنْ سَأَلَهُ، وَلاَ مَنْ حَرَصَ عَلَيْهِ». 
"Sungguh, aku tidak akan mengangkat seseorang yang meminta jabatan atau berambisi terhadapnya." (HR. Bukhari, Abu Dawud, dan Nasai). 
 
Selain itu, Rasulullah SAW juga memberikan nasihat khusus kepada Abdurrahman bin Samurah: 

عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ سَمُرَةَ قَالَ قَالَ لِي النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «يَا عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ سَمُرَةَ، لَا تَسْأَلِ الْإِمَارَةَ، فَإِنَّكَ إِنْ أُعْطِيتَهَا عَنْ مَسْأَلَةٍ وُكِلْتَ إِلَيْهَا، وَإِنْ أُعْطِيتَهَا عَنْ غَيْرِ مَسْأَلَةٍ أُعِنْتَ عَلَيْهَا». 
"Wahai Abdurrahman bin Samurah, janganlah engkau meminta jabatan. Sebab, jika engkau diberi jabatan karena memintanya, engkau akan ditelantarkan. Tetapi jika engkau diberi tanpa memintanya, engkau akan diberi pertolongan." (HR. Bukhari dan Muslim). 
 
Pesan Rasulullah SAW ini mengajarkan bahwa memimpin bukanlah sebuah kehormatan yang harus dikejar, melainkan tanggung jawab besar yang harus dipikul dengan amanah. Mereka yang meminta jabatan cenderung memiliki niat duniawi yang dapat menjauhkan mereka dari pertolongan Allah SWT.
 

Pemimpin yang Amanah dan Dicintai Rakyatnya

Islam menekankan pentingnya hubungan harmonis antara pemimpin dan rakyatnya. Sebuah hadits dari Rasulullah SAW menjelaskan ciri pemimpin yang baik: 

خِيَارُ أَئِمَّتِكُمُ الَّذِينَ تُحِبُّونَهُمْ وَيُحِبُّونَكُمْ، وَتُصَلُّونَ عَلَيْهِمْ وَيُصَلُّونَ عَلَيْكُمْ. 
"Sebaik-baik pemimpin kalian adalah yang kalian cintai dan mereka mencintai kalian. Kalian mendoakan mereka, dan mereka pun mendoakan kalian." (HR. Muslim). 
 
Sebaliknya, pemimpin yang buruk adalah mereka yang membenci rakyatnya dan dibenci oleh rakyatnya. Hadits ini mengingatkan bahwa kepemimpinan yang baik harus dibangun atas dasar saling mencintai, menghormati, dan mendoakan antara pemimpin dan rakyat.
 

Jabatan sebagai Amanah yang Berat

Rasulullah SAW memberikan nasihat kepada Abu Dzar RA ketika beliau meminta jabatan: 

Share:
twitter