Kisah Muthi'ah Pemegang Tali Kendaraan Fatimah binti Rasulullah SAW
BAITULLAH.CO.ID – Suatu hari, Rasulullah SAW berkata kepada sang
putri tercinta, Fatimah, “Wahai Fatimah, maukah Ayah kasih tahu siapa wanita yang akan memegang tali kendaraanmu nanti di Akhirat? Siapa wahai Ayahku?” tanya Fatimah penasaran.
putri tercinta, Fatimah, “Wahai Fatimah, maukah Ayah kasih tahu siapa wanita yang akan memegang tali kendaraanmu nanti di Akhirat? Siapa wahai Ayahku?” tanya Fatimah penasaran.
Rasulullah SAW melanjutkan, “Namanya adalah Muth’ah (wanita yang taat), coba kamu pergi, rumahnya ada di ujung sana. Kamu cari tahu apa amalan yang dia lakukan hingga nanti dia bakal masuk surga sambil memegang tali kendaraanmu?”
Baca Juga: Menjaga Silaturahmi Itu Mudah, Ini 8 Cara dan 6 Etikanya
Baca Juga: Menjaga Silaturahmi Itu Mudah, Ini 8 Cara dan 6 Etikanya
Fatimah bergegas pergi seraya menggandeng Hasan yang masih kecil. Masih terngiang di telinganya akan ucapan sang Ayah tentang sosok wanita Muslimah berakhlak mulia tersebut. Seperti apa gerangan keteladanannya hingga dia punya kedudukan tinggi, begitu berkecamuk hati Fatimah saat itu.
Sesampainya di depan rumah yang dimaskud, Fatimah mengetuk pintu seraya mengucapkan salam. Usai sang tuan rumah menjawab salam, ia bertanya, “Siapa di luar?”
“Saya Fatimah binti Rasulullah,” Ujar Fatimah.
Kemduian sang tuan rumah membuka pintu, tentu saja hatinya merasa heran bercampur senang karena tak menyangka akan kedatangan putri Rasulullah SAW.
Anehnya, sang tuan rumah tidak segera menyuruh Fatimah masuk ke ruma. Usai mengutarakan maksudnya, sang tuan rumah, Muth’iah berkata, “Sungguh Bahagia aku menyabut kedatanganmu, wahai Fatimah. Namun, maafkanlah aku karena tidak bisa menerima tamu saat ini. Sesungguhnya suamiku mengamanatkan padaku untuk tidak menerimah tamu laki-laki di rumahku.”
Fatimah tersenyum seraya berkata, “Wahai Muthi’ah, ini Hasan anakku dan dia masih kecil.”
“Sekali lagi, maafkan aku wahai Fatimah, meskipun ia kecil, tetapi ia tetap laki-laki. SUngguh aku tidak dapat melanggar amanat suamiku,” terang Muth’iah.
Mendengarkan jawaban Muthi’ah seperti itu, Fatimah mulai merasakan kemuliaan akhlaknya. Namun, ia ingin lebih jauh mengenal keutamaan akhlak wanita yang berada di depannya ini. Akhirnya, ia pamit sejenak untuk mengantarkan sang anak pulang. Sesungguhnya, Fatimah hanya ingin memastikan saja karena ia sudah diberitahu oleh sang Ayah bagaimana akhlak Muthi’ah tersebut.
Tak lama kemudian, Fatimah sudah kembali ke rumah Muthi’ah seorang diri dan disambut oleh sang tuan rumah. “Ada apa gerangan hingga engkau datang kemari, wahai Fatimah?” tanya Muthi’ah berninar-binar campur penasaran. Fatimahpun menjelaskan bahwa kedatangannya adalah karena perintah Rasulullah SAW untuk meneladani akhlak Muthi’ah. Tentu saja, hati Muthi’ah segera dilupai kegembiraan karena pujian dari Baginda Rasul.
“Apakah engkau telah bercanda wahai Fatimah, keutamaan seperti apa yang kumiliki? Aku hanyalah perempuan yang biasa saja,” Ujar Muthi’ah merendah dan ingin memastikan kebenaran berita dari Rasulullah SAW.
twitter