Haji 2025: Arab Saudi Prioritas bagi yang Belum Pernah Berhaji
- byNaswa
- 25 Februari 2025

BAITULLAH.CO.ID - Arab Saudi menerapkan kebijakan baru dalam penyelenggaraan haji 2025. Kebijakan ini berlaku bagi calon jemaah domestik dan internasional. Dilansir dari Gulf News, Jumat (14/2/2025), pendaftaran haji tahun ini lebih diprioritaskan bagi yang belum pernah berhaji. Namun, pendamping jemaah yang memenuhi syarat tetap diperbolehkan.
Baca Juga: Arab Saudi Batalkan Aturan Vaksin Meningitis untuk Jemaah Umrah
Kementerian Haji dan Umrah mewajibkan jemaah memiliki izin tinggal atau kartu identitas aktif hingga 10 Dzulhijjah. Selain itu, data pendaftaran harus benar agar tidak ditolak. Persyaratan kesehatan juga harus dipenuhi. Jemaah wajib sehat, bebas penyakit menular, serta sudah menerima vaksin meningitis dan influenza.
Bagi yang memenuhi syarat, reservasi harus dilakukan sesuai prosedur. Kesalahan data atau pelanggaran aturan dapat berakibat pembatalan reservasi tanpa pengembalian dana. Izin haji wajib diperoleh melalui jalur resmi yang ditetapkan pemerintah dan harus dicetak dengan kode QR yang jelas. Jemaah harus menjaga izin tersebut sepanjang ibadah dan tidak boleh dialihkan
Kementerian menegaskan dana yang dibayarkan tidak bisa dikembalikan setelah ibadah dimulai. Aturan ini bertujuan memastikan kepatuhan terhadap regulasi perjalanan dan akomodasi. Haji adalah salah satu dari lima rukun Islam yang wajib bagi yang mampu. Ibadah ini dijadwalkan berlangsung pada Dzulhijjah, sekitar awal Juni 2025.
Jemaah dari berbagai negara mulai memasuki Arab Saudi pada Mei 2025. Jemaah Indonesia akan masuk asrama haji pada 1 Mei dan berangkat ke Tanah Suci mulai 2 Mei 2025. Pemerintah Arab Saudi juga memperketat pengawasan terhadap agen perjalanan. Setiap agen wajib memiliki izin resmi dan memastikan layanan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Selain itu, jemaah diimbau untuk mengikuti bimbingan manasik haji sebelum keberangkatan. Hal ini bertujuan agar mereka lebih memahami tata cara ibadah sesuai dengan syariat Islam. Selama di Tanah Suci, jemaah akan mengikuti jadwal perjalanan yang telah ditetapkan. Ini mencakup akomodasi, transportasi, dan layanan kesehatan yang telah disediakan pemerintah setempat.