Banyak Burung di Mekkah dan Madinah? Begini Penjelasannya
14 Desember 2023

Baitullah.co.id – Bagi para jamaah haji dan umroh yang sudah berkunjung ke Tanah Suci Mekkah dan Madinah pasti sering melihat banyak burung merpati yang berkeliaran disekitaran Masjidil Haram dan Masjid Nabawi bahkan di jalanan.

Burung tersebut menjadi daya tarik sendiri bagi umat islam yang datang dari penjuru seluruh dunia. Banyak para jamaah yang membeli biji-bajian lalu menaburkannya di dekat area burung dara berkumpul. Dengan cepat ratusan burung itu berdatangan menuju biji-bijian tersebut untuk dimakan.

Fakta menariknya, jika pada saat kita memberi makan dan terkejut, maka burung-burung tersebut sontak berterbangan sehingga menimbulkan bunyi kepakan sayap yang riuh. Tetapi, burung tersebut akan kembali lagi ke bijian tadi untuk dimakan kembali.

Lalu, bagaimana burung itu dibiarkan berkeliaran? Begini penjelasannya

Melasir dari Riaupagi.com, pendamping umroh dari Wfood Al Bait East Kadarusman Abu Uwais mengatakan terdapat satu cerita yang melegenda di Arab Saudi. Awalnya burung-burung tersebut dikisahkan sebagai hasil keturunan dari sepasang merpati yang dibawa jamaah Indonesia ke Arab.

“Wallahuallam cerita yang beredar di Masyarakat itu katanya zaman dulu orang Indonesia yang bawa. Awalnya orang Indonesia yang pergi haji, mereka membawa sepasang merpati. Karena kan zaman dulu itu masih bebas, perjalanan transportasi dari satu negeri ke negara lain masiih bebas. Nah ada jamaah dari Indonesia itu bawa merpati ke sini, katanya untuk jodoh untuk apalah wallahuallam.” Kata Dedi seperti diliris MNC Portal Minggu (7/1)

Sementara menurut Ustadz Pepi Pahlevi, burung merpati sudah ada sejak zaman nabi adam yang berpasang-pasangan sampai turun temurun hingga sekarang.

Baca Juga : Beginilah Hukum Thawaf Sambil Menyentuh Ka’bah

Adapaun Allah memberikan isyaroh kepada burung merpati agar bertelur di depan mulut Gua Jabal Tsur ketika Rasulullah menghindar dari kejaran kaum Kuffar Makkah. Jadi bukan dibawa oleh jamaah haji Indonesia.

“kalau dibawah oleh jamaah haji, pada saat rasul bersembunyi, Islam belum berkembang sampai ke Indonesia, jangankan Syariat Haji, zakat dan puasa saja belum turun wahyunya pada saat itu,” ujarnya

Meski begitu cerita ini belum terkonfirmasi. Dan yang pasti, burung tersebut dilarang ditangkap di Arab Saudi. Hal inilah yang membuat perkembangbiakannya cepat sehingga mudah ditemukan di jalanan Makkah dan Madinah.

Sumber