Beginilah Hukum Thawaf Sambil Menyentuh Ka'bah
13 Desember 2023

Baitullah.co.id- Salah satu rukun haji dan umroh adalah thawaf. Thawaf memiliki arti mengelilingi ka’bah tujuh kali putaran penuh, dimulai dari hajar aswad dan diakhiri di hajar aswad. Dalam pelaksanaannya banyak sekali jamaah yang masih keliru, bagaimana thawaf yang benar dan sah. Karena masih banyak jamaah yang menyentuh ka’bah saat sedang thawaf.

Lantas, bagaimana hukum thawaf sambil menyentuh ka’bah?

Melansir harakatuna.com, Dalam literatur kitab fikih, salah satu kewajiban yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan thawaf ialah dengan keadaan seluruh anggota badan berada di luar ka’bah.  Apabila seseorang thawaf di atas Syadzarwan atau dalam Hijir Ismail maka thawafnya tidak sah, karena pada saat thawaf, thawaf tersebut dilakukan didalam ka’bah bukan di luar ka’bah, sedangkan Allah memerintahkan thawaf di luar ka’bah.

Sebagaimana dalam keterangan kitab Al-Idhoh Fi Manasik al-Hajj wal-Umrah, Juz 1 halaman 225-226 berikut,

الواجب الخامس: أنْ يكونَ في طَوَافِهِ خَارجاً بجميع بدَنِهِ عن جميعِ البيت فلو طاف على شَاذَروَانِ الْبَيْتِ أو في الحَجْرِ لم يَصحّ طَوَافُهُ لأنه طَافَ في الْبَيْتِ لا بالبيت وقد أمر اللهُ تعالى بالطَّوَافِ بالبَيْتِ، والشَّاذَروَانُ والْحِجْرُ مِنَ البيتِ.

Artinya : “Kewajiban yang kelima: Agar thawafnya dilakukan dengan keadaan semua anggota badan di luar Ka’bah. maka apabila seseorang thawaf di atas Syadzarwan atau dalam Hijr Ismail maka thawafnya tidak sah, karena pada saat demikian dia thawaf didalam Ka’bah bukan diluar Ka’bah, sedangkan Allah memerintahkan thawaf diluar Ka’bah. adapun Syadzarwan dan Hijr merupakan bagian dari Ka’bah.”

 

Jika para jamaah melaksanakan thawaf sambil menyentuh dinding ka’bah maka dapat membatalkan thawafnya, apabila sentuh sisi ka’bah yang terdapat Syadzarwan dan kedalaman tangan atau anggota badan yang menyentuh Ka’bah sejajar dengan syadzarwan.

Sebagaimana penjelasan Imam Nawawi dalam kitab Al-Idhoh Fi Manasik al-Hajj wal-Umrah Juz 1 halaman 226 berikut,

ولَوْ طافَ خَارِجَ الشَّاذَرْوَانِ وكَانَ يَضَعُ إحْدَى رجْلَيْهِ أَحياناً علَى الشَّاذروَانِ ويقفزُ بالأخْرَى لَمْ يَصحَّ طَوَافُه ولوْ طَافَ خَارجَ الشَّاذروَانِ وَلمسَ بيده الجدَارَ في مُوَازَاةِ الشَّاذروَانِ أو غيرِهِ من أجزاء الْبيتِ لم يصحَّ

Artinya : “Apabila seseorang thawaf diluar Syadzarwan dan terkadang salah satu kakinya menginjak di atas Syadzarwan maka tidak sah thawafnya. Dan apabila seseorang thawaf diluar Syadzarwan dan tangannya menyentuh dinding Ka’bah yang (kedalamannya) sejajar dengan syadzarwan atau selainnya yang termasuk bagian dari Ka’bah maka tidak sah thawafnya.”

Baca Juga : Kemewahan 12 Ribu Cahaya Masjidil Haram

Masih dalam kitab dan halaman yang sama, Imam Nawawi menjelaskan mengenai bagian ka’bah yang disebut Syadzarwan dalam keterangan berikut,

قَالَ أصْحابُنَا وغَيرُهمْ مِنْ العُلَمَاءِ هَذَا الشَّاذرْوَانُ جُزءٌ من الْبَيْتِ نَقصَتْه قُرَيشٌ مِنْ أَصْلِ الْجِدَارِ حينَ بَنَوا الْبَيْتَ وهوَ ظَاهرٌ في جَوَانِبِ الْبَيْتِ لكن لا يَظْهَرُ عنْدَ الْحَجَرِ الأسودِ

Artinya : “Para sahabat kami (Ulama Syafi’iyah) berkata: Syadzarwan merupakan bagian dari bangunan Ka’bah, suku Quraisy sengaja membiarkannya saat merenovasi Ka’bah sebagai pondasi / kaki-kaki tembok bangunan. Syadzarwan tampak kelihatan di samping Ka’bah akan tetapi tidak tampak di sisi Hajar Aswad.”

 

Dari penjelasan sebelumnya dapat kita pahami bahwa memegang ka’bah dapat membuat thawaf kita tidak sah, karena kita melanggar salah satu ketentuan dari cara pelaksanaan thawaf. Oleh sebab itu, penting untuk kita memahami bagaimana cara pelaksanaan thawaf yang baik, sangat disayangkan jika kita pergi ibadah haji dan umroh tetapi thawaf kita tidak sah. wallahu a'lam bishawab

Sumber