BAITULLAH.CO.ID - Kisah lengkap Nabi Musa yang memiliki tongkat yang bisa berubah menjadi ular terdapat dalam beberapa bagian Al-Quran, terutama dalam Surah Al-A'raf (7:107-126) dan Surah Ta Ha (20:9-23). Berikut adalah ringkasan lengkap dari kisah tersebut:
Baca Juga:
Tips Melakukan Umrah Saat Menjalankan Ibadah Puasa di Tanah Suci
Tongkat Nabi Musa
Kisah dimulai ketika Allah SWT memilih Nabi Musa untuk menyampaikan wahyu-Nya kepada Fir'aun, raja Mesir yang zalim yang menindas kaum Bani Israel. Ketika Nabi Musa khawatir tentang bagaimana Fir'aun dan pengikutnya akan menerima pesannya, Allah memberinya sebuah tongkat sebagai tanda dan alat untuk memperkuat kekuasaannya.
Mukjizat Pertama
Ketika Nabi Musa dan saudaranya, Nabi Harun, mendatangi Fir'aun untuk menyampaikan wahyu Allah, Fir'aun meminta tanda keajaiban sebagai bukti kebenaran kenabian mereka. Nabi Musa melemparkan tongkatnya, dan tongkat tersebut berubah menjadi ular yang besar di hadapan Fir'aun dan pengikutnya.
Reaksi Fir'aun dan Ahli Sihir
Fir'aun, yang merasa terancam dengan mukjizat ini, memanggil para ahli sihir untuk menantang Nabi Musa. Mereka melemparkan tongkat-tongkat mereka, yang juga berubah menjadi ular-ular kecil. Namun, tongkat Nabi Musa menelan ular-ular tersebut, menunjukkan kekuatan dan kebesaran Allah SWT yang melampaui sihir-sihir manusia.
Pertobatan Ahli Sihir
Melihat tongkat Nabi Musa yang menelan ular-ular mereka, para ahli sihir yang tadinya menentang kebenaran Nabi Musa, akhirnya menyadari kekuatan Allah SWT. Mereka bertobat dan mengakui kebesaran-Nya, meskipun Fir'aun tetap keras kepala dan enggan mempercayai kenabian Nabi Musa.
Pesan untuk Fir'aun
Setelah mukjizat ini, Nabi Musa menyampaikan pesan Allah kepada Fir'aun, memperingatkannya tentang konsekuensi kezaliman dan ketidaktaatan terhadap kehendak-Nya. Namun, Fir'aun terus menolak dan bersikeras untuk memerangi kebenaran yang disampaikan oleh Nabi Musa.
Kisah tongkat Nabi Musa yang berubah menjadi ular merupakan salah satu contoh mukjizat yang menegaskan kekuasaan Allah SWT dan kebenaran kenabian Nabi Musa. Ini juga mengandung pelajaran tentang keteguhan iman, kesabaran, dan keyakinan pada kebenaran agama, bahkan di tengah tantangan dan penolakan dari orang-orang yang zalim.