
BAITULLAH.CO.ID - Setiap musim haji tiba, para jamaah yang memadati Masjidil Haram mungkin menyadari satu hal unik, yaitu kain penutup Kabah atau Kiswa dinaikkan sekitar 3 meter dari dasar bangunan. Di balik fenomena ini, ternyata terdapat makna mendalam yang tidak hanya berkaitan dengan tradisi, tapi juga dengan aspek spiritual dan simbolis dalam Islam. Pengangkatan Kiswa bukan sekadar rutinitas tahunan, tetapi memiliki alasan penting yang telah berlangsung sejak berabad-abad lalu.
Baca Juga: Kenapa Haji Hanya Wajib Sekali Seumur Hidup? Ini Penjelasan Lengkapnya dari Sisi Syariat dan Sejarah
Pertama, dinaikkannya Kiswa merupakan bagian dari tradisi dan ritual yang dijaga oleh pengelola Haramain, yaitu pemerintah Arab Saudi. Praktik ini dilakukan setiap bulan Dzulhijjah dan menjadi salah satu bentuk penghormatan terhadap tempat paling suci umat Islam. Secara historis, tradisi ini sudah dilakukan sejak masa lampau sebagai bentuk kesiapan menyambut tamu-tamu Allah dari seluruh dunia.
Kedua, penggantian dan pengangkatan Kiswa menjadi penanda visual bahwa musim haji telah tiba. Ini adalah sinyal kuat bagi seluruh umat Islam bahwa ibadah tahunan terbesar sedang berlangsung. Kota Makkah pun bersiap penuh untuk menerima jutaan peziarah yang datang dengan niat suci menunaikan rukun Islam kelima.
Selain itu, pengangkatan Kiswa juga memiliki simbolisme penting dalam Islam. Dengan menaikkan bagian bawah kain, Kabah tetap terjaga dari sentuhan langsung yang tidak disengaja oleh para jamaah. Ini juga mencerminkan nilai-nilai kebersihan dan kesucian, sebagaimana disebut dalam Al-Quran: “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertobat dan mencintai orang-orang yang menyucikan diri.” (QS. Al-Baqarah: 222)
Penggantian Kiswa juga menjadi bentuk penghormatan terhadap Ka'bah sebagai rumah Allah. Setiap tahun, Kiswa baru yang dihiasi ayat-ayat Al-Quran disiapkan dengan biaya tinggi dan pengerjaan yang sangat teliti. Tindakan ini menunjukkan betapa umat Islam menjaga kemuliaan tempat suci tersebut dengan penuh cinta dan kesungguhan.
Terakhir, pengangkatan dan penggantian Kiswa menjadi simbol warisan budaya umat Islam. Upacara ini tidak hanya menjadi ritual ibadah, tetapi juga bagian dari sejarah panjang umat Muslim dalam memuliakan Kabah dari generasi ke generasi. Hal ini memperkuat rasa persatuan dan kebanggaan terhadap simbol sentral umat Islam.
Pengangkatan Kiswa Kabah bukanlah tindakan sepele, melainkan sarat dengan makna dan nilai-nilai luhur. Dari simbol kebersihan, penghormatan, hingga penanda musim haji, semuanya saling berkaitan erat dalam satu kesatuan yang utuh. Tradisi ini mengingatkan kita bahwa menjaga kesucian dan kemuliaan tempat ibadah adalah bagian penting dari penghambaan kepada Allah SWT. Maka, setiap kali melihat Kiswa dinaikkan, semoga hati kita ikut terangkat dalam semangat menyambut bulan penuh keberkahan.