Cerita Baitullah Kumpulan artikel-artikel islami untuk kamu baca dan menambah wawasan dalam mengenal islam.

Ibumu, ibumu, ibumu, Selamat Hari Ibu! Sosok yang Dimuliakan Allah

Kasih sayang ibu kepada sayang anak, foto: Freepik

BAITULLAH.CO.ID -  Ibu adalah sosok yang kehadirannya sering kali terasa biasa, tetapi pengorbanannya yang luar biasa. Dalam Islam, kedudukan ibu ditempatkan pada posisi yang paling mulia. Bahkan, kemuliaannya disebut berulang kali dalam Al-Quran dan hadist Rasulullah SAW. Bukan tanpa alasan, karena peran ibu dalam kehidupan seorang anak tidak bisa digantikan oleh siapapun.

Hari Ibu setiap 22 Desember menjadi hari pengingat bagi kita semua bahwa ibu bukan hanya sekadar orang tua, tetapi sosok yang Allah muliakan secara khusus.


Kedudukan Ibu dalam Islam

Dalam ajaran Islam, ibu tidak hanya diposisikan sebagai bagian dari keluarga, tetapi juga sebagai cerminan kasih sayang Allah SWT. Para ulama menjelaskan bahwa sifat kasih ibu mencerminkan sifat Allah, yaitu Ar-Rahman dan Ar-Rahim. Bahkan, kata rahim (tempat janin tumbuh) berasal dari akar kata rahmah, yang berarti kasih sayang.

Sejak seorang ibu mengandung, ia sudah mulai berjuang. Rasa lelah, sakit, hingga pengorbanan fisik dan batin menjadi bagian dari perjuangannya. Puncak perjuangan itu terjadi saat melahirkan, lalu berlanjut dengan menyusui, merawat, dan mendidik anak dengan penuh sayang. Karena itulah, Islam menempatkan ibu pada kedudukan yang sangat tinggi.

Rasulullah SAW menegaskan kemuliaan ibu melalui sabdanya:

الجَنَّةُ تَحْتَ أَقْدَامِ الأُمَّهَاتِ

“Surga itu berada di bawah telapak kaki ibu.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah)

Hadist ini bukan sekedar kiasan, tetapi menunjukkan bahwa ridha Allah dan jalan menuju surga sangat erat kaitannya dengan ridha ibu.

Umroh hemat hanya di baitullah.co.id!f


Hadist yang Menegaskan Kemuliaan Ibu

Salah satu hadist tentang kemuliaan ibu diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA. Dalam hadist ini, Rasulullah SAW secara tegas menyebut ibu hingga tiga kali.

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قَالَ: أُمُّكَ. قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: أُمُّكَ. قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: أُمُّكَ. قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: أَبُوكَ

Artinya: "Seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapa aku harus berbakti pertama kali?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang itu bertanya lagi, ‘Kemudian siapa?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Ia bertanya lagi, ‘Kemudian siapa?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Ia bertanya lagi, ‘Kemudian siapa?’ Beliau menjawab, ‘Kemudian ayahmu.’" (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadist ini menunjukkan bahwa berbakti kepada ibu memiliki prioritas lebih tinggi dibandingkan ayah, tanpa mengurangi kewajiban untuk tetap menghormati keduanya.

Hal ini juga ditegaskan dalam hadis riwayat Ibnu Majah:

إِنَّ اللَّهَ يُوصِيكُمْ بِأُمَّهَاتِكُمْ ثَلَاثًا، إِنَّ اللَّهَ يُوصِيكُمْ بِآبَائِكُمْ، إِنَّ اللَّهَ يُوصِيكُمْ بِالأَقْرَبِ فَالأَقْرَبِ

Artinya:  "Sesungguhnya Allah berwasiat kepada kalian untuk berbuat baik kepada ibu kalian tiga kali, kemudian Allah berwasiat kepada kalian untuk berbuat baik kepada ayah kalian, lalu kepada kerabat yang paling dekat."
(HR. Ibnu Majah)


Dalil Al-Qur’an tentang Perjuangan Ibu

Al-Qur’an secara jelas menggambarkan betapa beratnya perjuangan seorang ibu. Salah satunya terdapat dalam Surah Luqman ayat 14:

وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصَالُهٗ فِيْ عَامَيْنِ

Artinya: "Kami wasiatkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun..."

Ayat ini menegaskan bahwa kepayahan ibu sejak mengandung, melahirkan, hingga menyapih menjadi alasan kuat mengapa anak wajib berbakti kepadanya.

Allah SWT juga berfirman dalam Surah Al-Isra ayat 23–24:

فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا

Artinya: "Jangan sekali-kali mengatakan ‘ah’ kepada keduanya dan jangan membentak mereka, tetapi ucapkanlah perkataan yang baik."

وَقُلْ رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيٰنِيْ صَغِيْرًا

Artinya: "Dan berdoalah, ‘Wahai Tuhanku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka telah mendidikku ketika kecil.’"


Ibu, Madrasah Pertama bagi Anak

Dalam Islam, ibu dikenal sebagai madrasah pertama bagi anak-anaknya. Dari ibulah seorang anak belajar nilai kehidupan, akhlak, kasih sayang, dan keimanan. Setiap tetes keringat ibu tidak akan pernah terbayar, kecuali dengan bakti, doa, dan menjadi anak yang saleh atau salehah.

Berbakti kepada ibu bukan hanya soal membantu secara materi, tetapi juga tentang bersikap lembut, berkata baik, mendoakan, dan tidak menyakiti hatinya, terlebih ketika ibu telah lanjut usia.

Dari berbagai dalil Al-Quran dan hadis, jelas bahwa ibu adalah sosok yang sangat dimuliakan Allah SWT. Bahkan, Rasulullah SAW menyebut ibu hingga tiga kali sebagai bentuk penegasan betapa besarnya hak seorang ibu atas anaknya.

Di Hari Ibu ini, mari kita jadikan momen bukan sekadar ucapan, tetapi juga perbaikan sikap dan peningkatan bakti kepada ibu. Karena sejatinya, ridha ibu adalah jalan menuju ridha Allah.

Baca Juga: Saudi Tingkatkan Keselamatan Anak Jemaah Lewat Gelang Pengaman

 

Selamat Hari Ibu.
Untukmu, wahai sosok yang dimuliakan Allah.

twitter